AGAMA DAN KONFLIK
Oleh : Rahman Saputra Tamba
I. Pendahuluan
Agama sering diidentikkan terhadap kajian
sosial. Dimana agama pada awalnya sangat berperan didalam membentuk masyarakat
baik didalam sosial maupun spiritualitas. Akan tetapi seiring berkembangnya
zaman, agama dipandang lebih dari sisi negatif ketimbang positifnya. Dimana
banyak konflik-konflik sosial yang bersumber dari pada agama. Hal ini sering
terjadi akibat adanya perbedaan-perbedaan, baik didalam doktrin, suku, ras,
serta kebudayaan yang ada didalam masyarakat. Yang pada akhirnya akan
menimbulkan efek negatif terhadap kesejahteraan masyarakat dan individu.
II. Isi
Apabila kita membicarakan tentang agama,
tidaklah cukup kalau kita tidak membahas apa itu masyarakat. Masyarakat adalah
kompleks prilaku manusia yang berpola, yang menunjukkan suatu tingkat
keteraturan dalam waktu tertentu. Dimana masyarakat terdiri dari
lapisan-lapisan yang merupakan kelompok, kelas, strata, dan seterusnya yang
melaksanakan fungsi yang berbeda, memiliki keragaman kekuasaaan dan pengaruhnya
mempunyai kepentingan yang berlainan.
Dalam
hal ini, Agama
menjadi pusat perhatian yang paling penting. Dimana peranannya sangat
diperlukan dalam mempertahankan kelangsungan kehidupan masyarakat. Perlu kita
lihat bahwa pada dasarnya setiap umat beragama memiliki keyakinan bahwa agama
ialah yang paling benar, sehingga banyak orang yang tak sombong. Akan tetapi
kemudian golongan-golongan agama akhirnya melahirkan sikap-sikap yang sombong,
melawan penghinaan, serta merasa lebih tinggi dari pemeluk agama lainnya.
Hal ini dapat kita lihat mejelang abad-11.
Dimana situasi baru muncul dan telah mengakibatkan terciptanya banyak konfik
yang ada didalam kota. Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh
kelas-kelas baru yang memprotes kondisi keagamaan (gereja), serta
masalah-masalah sosial yang ada. Disamping
itu pula mulai muncul perkembangan sekte, yang merupakan tuntutan akan
pembaharuan.
Banyak
asumsi atau opini yang mengacu pada terciptanya konflik-konflik yang ada
didalam agama. Salah satunya yakni adanya Perbedaan
iman. Melalui perbedaan iman serta doktrin de facto, akhirnya akan
menimbulkan terhadap semua pihak. menyadari bahwasanya perbedaan dokrin itulah
justru menjadi momok utama bentrokan itu.
Dalam
hal ini, baik Hendropuspito, Odea, serta NottingHam berasumsi bahwa agama
sangat memiliki peranan yang penting baik secara positif maupun negatif. Dimana
Agama mampu menjadi pemersatu baik kelompok maupun individu. Disisi lain, agama
juga mampu menjadi momok yang menakutkan bagi setiap individu maupun kelompok.
Karena agama mampu mengubah cara pandang seseorang terhadap orang lain..
Sebagai
contoh dari buruknya peranan agama yakni kurang berhasilnya sistem pendidikan
yang dilaksanakan pada anak-anak. Agama cenderung diasumsikan sebagai sekat
pemisah antara tiap-tiap kepercayaan yang ada. Sehingga anak didik cenderung
lebih tertutup dan memiliki budaya yang tertutup pula terhadap kepercayaan
lain.
III. Kesimpulan
Agama
pada hakekatnya ialah pemersatu. Akan tetapi didalam perkambanganya agama
sering salah diasumsikan serta salah ditafsirkan didalam kehidupan. Dimana
agama cenderung dilihat dari sisi negatif yakni peranan agama yang cenderung
menjadi pemisah antara satu dan lainya. Asumsi inilah yang membawa dampak buruk
terhadap masyarakat sehingga akan membentuk kelas-kelas, golongan, golongan
serta kelompok-kelompok baru yang bertentangan terhadap agama. Yang pada
akhirnya akan memperparah keadaan sosial didalam masyarakat itu sendiri.
IV. Refleksi
Negara Indonesia merupakan negara kesatuan.
Hal ini didukung oleh UUD 1945 dalam pasal 3. Dimana didalamnya terkandung
butir-butir saling menghargai satu sama
lain. Serta identik dengan banyaknya perbedaan-perbedaaan yang ada didalamnya
(suku, ras, adat, serta agama). Dari banyaknya perbedaan-perbedaan diatas,
ternyata agamalah yang paling dominan menyebabkan terjadinya konflik. Seperti
contoh, konflik antara Kaum FPI, terhadap agama nasrani yang dianggap
menimbulkan fitnah pada bulan puasa. Dari refleksi diatas dapat dipahami bahwa,
agama mampu mempengaruhi individu atau kelompok baik dipandang dalam segi
positif maupun negatif.
Comments
Post a Comment