Skip to main content

(XLVIII. THE WORD AND THE SPIRIT - Yves M.J. Congar)

The Word and the Spirit ( Firman dan Roh Kudus ) by Yves M. J. Congar
Oleh : Rahman Saputra Tamba


1.1. Allah adalah Firman – Allah Menjadi Firman Manusia
Sejarah Firman dimulai di Israel dengan para nabi. Kemudian pada peristiwa pemberian hukum yang terkait dengan perjanjian, yang dilanjutkan dengan penglihatan akan asal-usul dunia dan manusia. Hubungan Roh dan Firman dimulai dengan Yesaya dan Yehezkiel. Firman/kata adalah tindakan dimana seseorang, pikirannya, dan perasaannya dapat dikenal dengan adanya tanda-tanda. Bagi manusia kata adalah sarana pemuas diri utama dan untuk mengekpresikan diri pada manusia lain dan bahkan untuk diri sendiri. Dan ragam gerakan dilakukan untuk mengekspresikan perkataannya. Dengan berkata-kata kita berkomunikasi, dengan cara kita berkomunikasi, kita menerima ekspresi orang lain dari pikiran, perasaan, dan niat.[1]
Teologi membuat suatu perbedaan antara jejak (penciptaan) dan gambar (manusia). Alkitab menunjukkan suatu rencana Ilahi, dimana salah satunya berakhir dalam komunikasi kehidupan Allah dengan mengirimkan FirmanNya dalam daging kita dan RohNya. Firman adalah satu karakteristik yang menunjukkan bahwa kita ada dan segambar dengan Tuhan. Allah sendiri yang berbicara, tetapi tempat FirmanNya pertama tidak timbul dari kemelaratan tetapi dari kemurahan hatiNya. Firman dan tindakan identik dengan Allah. FirmanNya efektif dalam dirinya sendiri. Firman dabar dalam bahasa Ibrani dan Logos dalam bahasa Yunani menunjukkan tindakan. Allah adalah Bapa, prinsip tanpa prinsip dan benar-benar mutlak. Kita diberitahu bahwa Dia adalah Kasih dan Terang.
 Rasul Yohanes mengatakan bahwa Firman atau Logos itu bersama Allah mengarah kepada Allah. Firman itu bersama Allah, tidak menggambarkan seperti seseorang dengan temannya, tetapi seperti tindakan kita ada ada dalam pikiran kita. Jadi ekpresi dan gambaran dari pikiran kita. Firman menuju Allah karena dalam mengekspresikan diriNya, Dia membuat gambaran yang kembali kepadaNya, gambaran tentang diriNya. Dengan Logos, gambar, kebijaksanaan semuanya tercipta.
Yang menetapkan dunia ini sendri adalah Firman Allah. Allah melakukannya dalam Yesus Kristus. Dalam Yesuslah Allah menyatakan diriNya dengan bebas dalam penciptaan dan penebusan (Kol 1:15-20). Menurut Alkitab, Firman Allah bukanlah suatu prinsip yang jelas dari sifar rasionalistis dunia. Firman Allah mengikuti kehendak bebas Allah. Thomas Aquinas menjelaskan tentang Yohanes 14:6, dikatakan bahwa Anak memberi kita ajaranNya karena Dia adalah Firman, tetapi Roh Kudus membuat kita mampu untuk menerima pengajaran itu. Dia akan mengajari kita segala sesuatu.[2]

1.2. Firman dan Roh Kudus Terkait Dengan Kesaksian Kitab Suci
Pada studi awal tentang hubungan Firman dan Roh, adalah membahas tentang Bapa. Dalam Alkitab Allah adalah Bapa dari semua. Firman adalah Firman Tuhan, yaitu Bapa. Roh adalah Roh Allah yaitu Bapa. Bapa tidak terlihat dan berdiam dalam terang yang tidak dapat diakses. Firman dan Roh mengungkapkan Dia dan memastikan tentang Dia. Dalam Perjanjian Lama ketika mengacu kepada Allah, mulut tidak lebih dari dua pengecualian  yaitu organ dari Firman. Dalam Perjanjian Baru mulut sering digunakan untuk Firman. Jika itu adalah mulut Allah itu adalah sumber Firman (Mat 4:4) dan juga dari nafas yang akan “membunuh yang durhaka” (2 Tes 2:8 dan Yes 11:4). Nafas dan Firman sering diganti dengan gambaran pedang (Wahyu 1:16; 19:15). Ini adalah Firman yang menyatakan keputusan (Yesaya 29:2).
Dalam kebijaksanaan Yahudi literatur Alexandria yang dekat dengan era kekristenan dikatakan bahwa, Kebijaksanaan dekat dengan Roh, dan beberapa penulis awal Kristen percaya bahwa kedua hal ini kebijaksanaan dan Roh adalah terkait, dan yang lain mengidentifikasi Roh dengan Anak yaitu Pneuma dan Logos. Kebijaksanaan itu jugalah Anak, Firman, dan Roh. Kebijaksanaan itu dilihat sangat dekat dengan Allah dan merupakan kegiatan Allah di dunia dan pada manusia. Roh campur tangan sebagai penghubung antaa Firman dan kehidupan. Heinrich Schlier mengamati, hubungan (solidaritas) antara Roh dan Firman telah muncul dari kenyataan bahwa Roh itu adalah pernyataan dari lalein,anaggellein, marturein, didaskein, hupomimneskein and elegchein (Yoh 14:26; 16:13-15; 16:8).[3]

1.3. Firman dan Roh Kudus  Mengerjakan Perkerjaan Allah Bersama
Ketegasan dari Firman Allah memutuskan kualitasnya, seperti halnya asal usulnya.  Aliran kekristenan lahir di dunia yang penuh dengan kesukaran. Zaman Romawi pada abad pertengahan dikuasai oleh kebejatan moral dan perbuatan jahat. Setelah kebangkitanNya berulang kali Yesus menerangkan dengan jelas kepada muridNya bahwa mereka membutuhkan kuasaNya untuk menanggulangi persoalan-persoalan yang mereka akan hadapi dalam masyarakat yang bobrok itu oleh karena itu Ia memerintahkan mereka menanti di Yerusalem, sampai Roh Kudus memenuhi mereka.
Firman dan Roh Kudus mengerjakan pekerjaan Allah besama ditandai dengan Sakramen yang dalam protestan Baptisan dan Perjamuan Kudus dan dalam Gereja Roma Katolik ada tujuh. Tindakan Roh Kudus sangat diperlukan. Dalam struktur standar mereka, sakramen-sakramen ada sebagai hal objektif yang ditawarkan. Mereka menunjuk kepenggunaan pribadi dan aplikasi: Aku membaptis kamu, Aku membebaskan kamu. Tubuh Tuhan Yesus Kristus melestarikan jiwa untuk hidup yang kekal.
Sakramen bertujuan pada efek spritual, meskipun individual pada dasarnya adalah persekutuan dalam hal itu memnuhi individu untuk seluruh Jemaat Gereja sebagai Tubuh Kristus dan Kristus sendiri. Ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang unik. Roh yang memastikan Firman Alah yang diberitakan diterima. Dalam tanda yang realistis dibentuk oleh ekaristi roti dan anggur.  Roh Kudus juga bekerja dan campur tangan dalam iman dan kasih yang kita miliki dalam persekutuan.[4]

1.4. Roh Kudus dan Kebenaran – Roh Kudus adalah Kebenaran
Parakletos atau Roh Kudus disebut dengan Roh Kebenaran (Yoh 14:17; 15:26;16:13; 1 Yoh 4:6). Juga dikatakan bahwa Roh adalah Kebenaran ( 1 Yoh 5:7). Banyak penelitian yang telah berusaha mendefenisikan konsep tentang kebenaran diasumsikan dalam teks-teks yang dihasilkan dalam konsep Yohanes. Kata Yunani untuk kebenaran adalah aletheia dibentuk dari kombinasi dengan akar kata leth, menjadi tersembunyi. Pengetahuan yang kita miliki adalah benar , seperti rumus dimana kita mengungkapkan pengetahuan itu. Bahasa Ibrani adalah emeth berasal dari kata kerja aman yang berarti menjadi stabil, dapat diandalkan. Apa yang stabil itulah kebenaran. Dari 132 kali kata itu digunakan dalam Perjanjian Lama, lebih dari setengah digunakan untuk Tuhan. Allah adalah yang pertama dan satu-satunya yang benar karena Dialah yang pertama stabil, tegas, setia dan dapat diandalkan. Oleh karena itu ketahuilah bahwa Tuhan, Allahmu adalah Allah yang setia (benar) Allah (aman), yang terus berjanji dengan kasih setiaNya bagi mereka yang mengasihi Dia sampai kepada seribu keturunan (Kel 7:9).
Dalam Kitab Wahyu Kristus disebut dengan Setia dan Benar (Why 19:11; band 1:5; 3:7; 14). Kebenaran yang didasarkan pada Allah dan yang berkomunikasi dengan FirmanNya sebagai sebuah kulaitas dan di dalam wahyu FirmanNya adalah kebenaran dan kesetiaan dari rencana berkatNya. Apa yang dikatakan orang beriman alah benar dari Gereja secara keseluruhan. Maka yang menakjubkan kata-kata dalam dokumen konstitusi dogmatis Vatika II, yang hampir tidak bisa memasuki pikiran para Bapa Konsili Vatika: Ecclesia, volventibus saeculis, ad plenitudinem divinae veritatis iugiter tendit, donec in ipsa consummentur verba Dei.
Jemaat terus bergerak maju menuju kepenuhan kebenaran Ilahi sampai Firman Allah mencapai kepenuhan yang lengkap dalam diriNya. Kepenuhan kebenaran tentu saja eskatologi. Yesus Kristus adalah  kepenuhan Firman Allah. Yesus Kritus Firman Allah yang menjadi Daging. Kebenaran dalam diri Allah kemudian disampaikan kepada Yesus yang kemudian Yesus dapat mengatakan “ Akulah jalan kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). Pernyataan ini adalah identitas, salah satu dari tujuh ucapan dalam injil ini ego eimi.
Allah yang memutuskan mengaruniakan Yesus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati, mengirimkan Roh. Paham Yohanes mengatakan bahwa kebenaran dari Allah kepada Allah, melewati Inkarnasi Tuhan dan umat Tuhan. Allah Bapa benar, otentik, dan stabil, keberadaanNya, FirmanNya kekal dan benar. FirmanNya menjadi daging melalui Yesus Kristus dan dikomunikasikan kepada manusia melalui Dia dan RohNya. Dengan menerima dan menjaga Firman dan Roh, kita dapat berjalan (2 Yoh 4; 3 Yoh 3 dan 4), beribadah (4:23) dan menjadi bebas (4:23) di dalam kebenaran. Kita dapat dalam Firman, hidup dalam kebenaran.[5]

1.5.Posisi Roh Kudus Dalam Kristologi
Seorang Ahli Thomas Aquinas melakukan lebih dari sekedar mendefinisikan status ontologism Kristus. Dia sadar bahwa Kristus sebagai penebus dan mediator keselamatan manusia. Pembahasan tentang pengadilan yang duduk di sebelah kanan bapa itu merupakan simbolik dengan filsafat Aristoteles.  Yesus yang dilahirkan oleh maria, banyak bapa-bapa gereja menganggap bahwa kristus itu sebagai milik, karena pada saat dikandungan melalui rahmat Dia sudah menggunakan kehendak bebas.  Akan tetapi, alkitab mengatakan bahwasanya mengatakan kemuliaanya bukan dari tubuhnya tapi jiwanya.  Memang benar seperti yang dituliskan oleh Thomas Aquinas yang menempatkan Roh Kudus dalam Kehidupan Kristus. Theology Thomas mengembangkan pemahaman yang lebih lengkap tentang peran Roh Kudus, dan dia mengatakan bahwa Kristus di Kemanusiaanya memiliki karunia-karunia yang membuatnya amat sensitive terhadap Roh.
Sumber segalah rahmat berasal dari Roh Kudus. Seperti yang kita lihat dalam teologi Thomas yang percaya bahwa roh Kudus tinggal di dalam tubuh untuk mengontrol semua anggota tubuh. Dari sisi kemanusiaanya Kristus menciptakan anugrah secara aktif dan suci. Yang menciptakan kasih karunia juga merupakan konsekuaensi yang diperlukan untuk anugrah.
            Hubungan antara Kristus dan Roh  dapat ditemukan dalam hubungan antara para nabi dan Roh. Para nabi memilih seorang nabi baru yang terlebih dahulu di urapi oleh Roh yang dari pada Allah seperti Musa. Dalam pemberitaan Yesaya, ia berseru bahwa hamba Tuhan yang datang akan diurapi oleh Roh Kudus yaitu Roh Allah (Yes 42:1). Jelaslah betapa perlunya Roh Kudus dalam pengurapan seorang nabi dalam kehidupan bangsa Israel. Dalam PB peranan Roh Kudus sangat melekat dalam diri Yesus ( Mat 1: 20 ). Dalam setiap pelayanan Yesus, Roh Kudus senantiasa hadir untuk membantu Yesus. Kehadiran Roh Kudus sangat jelas diterangkan dalam Injil sinoptik yaitu: pendahuluan (Mat1:20) baptisan (Mark 1:10), pencobaan ( Mat 4 :1), Permulaan pelayanan (Luk4:14) pengambaran diri ( Luk 4:18-21 ). Kehadiran Roh dalam diri Yesus terjadi setelah Yesus keluar dari sungai Yordan setelah menerima baptisan dari Yohanes pembaptis ( Mark 1:10 ). Dalam hal ini ada suatu tradisi yang sangat melekat bahwa Roh kudus hadir dalam bentuk merpati. Roh Kudus tidak pernah meninggalkan Yesus ( Mat 4:1). Roh Kudus datang dari Kristus yang diutus oleh Allah.
Kemudian pada saat pengurapan melalui baptisan disana dihadirkan Roh Kudus. Itu menandakan bahwa Dia menyatakan diriNya sebaga Kristus. Sebelum peristiwa itu, itu tidak diketahui bahwa ia memiliki karunia-karunia yang ia dapat dan untuk digunakanya selamanya.dia mampu mengekspresikan dengan cara baru sesuai denga perspektif misinya, kesadaranya, tingkat kemanusiaanya, kualitas sebagai anak Alla dan kondisinya sebagai hamba. Pada saat terjadi godaan yang terjadi dipadang gurun itu merupakan acara pertama setelah baptisan Mesias, juga berkaitan dengan kesadaranya menjadi anak dan hamba.  Adapun acara tersebut itu adalah upacara untuk meresmikan kerajaan Allah. Yang dimana Ia menyembuhkan orang dan mengusir roh jahat. [6]

1.6.  Roh Kudus, Roh Kristus: Paham Kristom dan Filioque
Menurut Galatia 4:6-7, karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh-Nya kedalam hati kita, menangis,” abba, bapa. Jadi melalui kristus kita tidak lagi menjadi hamba, melainkan anak, dan jika anak dia akan memiliki warisan. Ada dua sisi yang kontaras mengenai eksistensi Kristus,  di satu sisi ada hukum yang membuat kita hidup sebagai daging, di sisi lain ada iman, yang membuat kita tinggal di dalam Roh dan menurut roh. Roh melaksanakan tugas dan tujuan yang membuat manusia serupa dengan gambarnya yang sempurna karena Yesus adalah anak yang sempurna.
Melalui iman dalam Yesus Kristus, kita menerima objek janji yang dibuat kepada Abraham dan keturunanya. Yang terakhir tubuh Kristus dan anak-anak yang menjadi ahli waris. Oleh karena itu Roh adalah Roh Anak karena Ia memasuki kehidupan anak dengan cara efektif dalam  memenuhi janji.
Tuhan adalah bapa. Tapi dia adalah Roh allah, yang bekerja di dalam Yesus Kristus dengan takdir ilahi dalam pandangan kita. Yesus di urapi dan membuatnya menjadi Kristus.  Melalui Roh ia bangkit dari kematian dan roh yang bangkit dari kematian itulah yang tinggal di dalam hidup manusia. Melalui rohnya ia memberikan hidup kepada tubuh yang fana. Melalui Roh-Nya Paulus mendapat Rahmat ketika ia berada di dalam Penjara sebagai tahanan. Petrus berbicara tentang Roh Kristus yang hadir dalam nabi ketika keadaan mereka diperhadapkan tentang penderitaan Kristus. Penjelmaan Yesus di dalam rahim perawan Maria dan kemudian, dibuat sekarang dan melalui-Nya sekali lagi, seperti yang sudah kita lihat, dalam baptisan dan akhir dari kebangkitanya. Dalam theology yang besar dan mendalam bahwa trinitatis adalah kekal.[7]

1.7. Roh Kudus dalam Kosmos
Roh adalah interioritas dan kebebasan. Dia di beri di dalam hati kita. Kita memanggil Dia sebagai tamu yang lembut dan tercinta di dalam jiwa kita. Kita juga menyebutnya sebagai pencipta. Dalam liturgy kita melihat dia sebagai perspektif kehidupan batin, rohani. Aspek pekerjaan Roh dinyatakan dalam kitab kejadian yang menggambarkan penciptaan. Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.te
Tema kosmik Roh sebagai pencipta telah dikembangkan dalam teologi katolik. Pandangan Kristologi dan Pneumatologi bahwa identiknya roh adalah relative terhadap Kristus. Dalam istilah antropologi itu adalah anak dari orang yang dipandang secara daging. Yaitu lahir dari darah maria dan menjadi kehendak Allah.
Berbicara tentang Roh Kudus, kita mengajui satu baptisan untuk pengampunan dosa, kebangkitan dari hidup mati dan keabadian yang akan datang. Hal ini dimungkinkan bagi kita untik melihat kemudian hari bahwa tidak ada istirahat, tetapi sebaliknya  ikatan dekat dan intim antara bagian yang dimainkan oleh roh di dalam hati kita dan peran kosmiknya. Roh itu aktif maka berdasarkan konsubstansinya kita menjadi ilahi. Sejarah tidak terpisahkan dari Kristologi dan Pneumatologi . hal ini dekat dengan Kristus dan Roh. Kepenuhan mutlak dalam kristus dibuat hadir sekarang dan terisi oleh Roh dalam sejarah kita.
Sejarah manusia dan dunianya memiliki sebagai tujuan konstitusi  dari tubuh anak-anak Allah dalam Yesus Kristus. Hal ini hanya dapat pada saat yang sama tubuh Kristus. Ini menghubungkan antara kosmik dengan keselamatan yang mencakup Yesus itu sebagai pusatnya. Tubuh Kristus terdiri dari orang-orang dalam persekutuan  dengan Kristus, memiliki bentuk terlihat  dan dapat diberi nama seperti gereja. Sehingga Roh Kudud dan Gereja adalah Advokasi Yesus Kristus dan murid-muridNya.  Kita dapat yakin bahwa mereka berhubungan dengan Kristus, yang tubuh spiritualnya dibentuk oleh Roh. Rencana pencipta yang membentuk manusia menurut gambar dan rupan-Nya sendiri, akan direalisasikan  pada akhirnya ketika semua berbagi satu sifat manusia, regenerasi di dalam Kristus  melalui Roh Kudus  bersama Kemuliaan Allah akan dapat mengatakan bapa Kami.

II.                Tanggapan Dogmatis
Dalam Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB) gambaran yang umum untuk Roh Allah atau Roh Kudus adalah Allah itu sendiri. Ia mampu bertidak dengan cara yang tidak dapat kita pahami, semua ada dalam kuasa Tuhan. Roh Allah adalah Allah dalam kebebasan-Nya untuk hadir ditengah-tengah ciptaan-Nya dan serta menjalin hubungan dengan ciptaan-Nya. Roh Kudus  tidak sama dengan Yesus Kristus atau dengan firman Allah. Perbedaan antara Kristus dan Roh Kudus  nyata dalam konteks para saksi dalam Perjanjian Baru. Roh Kudus ada setelah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Karena itu apa yang datang dan tercurah dari atas tempat yang dimuliakan adalah Roh.
Penyataan Roh Kudus dalam PB disebut pewahyuan, yang dapat diatur dalam 3 bagian:
·   Roh menjamin manusia, apa yang tidak dapat dinyatakan manusia secara pribadi, Roh mampu mengungkapkanya karena Roh berdiam dalam diri manusia.
·   Roh memberikan bimbingan terhadap manusia, Dalam hal ini jelas dan perlu diingat roh tidak sama dan tidak akan pernah sama dengan diri manusia.
·   Penafsiran yang tidak jelas namun merupakan isi yang paling penting adalah bukti, Roh adalah satu-satunya kemungkinan sebagai alat untuk dapat berbicara tentang Kristus dimana bahasanya menjadi suatu kesaksian.
Roh Kudus adalah kekuatan untuk berbicara tentang Kristus. Roh Kudus merupakan perlengkapan kenabian dan kerasulan, Roh Kudus merupakan panggilan gereja untuk melayani firman Tuhan. Dalam menerima Roh Kudus, manusia menemukan seorang manusia yaitu dirinya sendiri atau pendosa menemukan seorang yang berdosa. Segala sesuatu yang menerima Roh Kudus akan dituntun dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Pernyataan ini sesuai dengan penyuaraan tentang akhirat dalam perjanjian baru.
Pada mulanya Roh Kudus sudah ada, namun tidak disebut dengan Roh Kudus melainkan Roh Allah. Roh Kudus bersama-sama dengan BAPA dan ANAK adalah pengemban sifat Ketuhanan Allah yang tidak berdasarkan allah lain. Dogma mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan yang membuat sungguh-sungguh bebas, sungguh-sungguh menjadi anak Allah. Kita percaya bahwa di dalam Roh Kudus ada ciptaan yang baru dan Roh Kudus berkarya bersama Allah dan Yesus Kristus. Jika Roh yang juga ada dalam Roh sang ANAK yang hanya ada dalam pewahyuan untuk tujuan iman, dan jika memang bersifat kekal maka Roh tersebut berasal dari BAPA. Didalam Roh Kudus BAPA dan ANAK disembah dan dimuliakan. Dengan ini jelaslah Roh Kudus adalah roh kekekalan.
Konsep dari dogma barat mengatakan dengan menjadi Bapa yang kekal, Allah juga membawa serta memberikan kekekalan kepada ANAK-Nya. Dengan demikian kekekalan tersebut bersumber dari diri Allah sendiri sebagai BAPA. Pernyataan ini adalah sebagai bukti bahwa dengan menjadikan ANAK yang bersumber dari BAPA yang kekal, Allah meneruskan kekekalan tersebut kepada Roh, Allah juga dengan ini mengadirkan kasih. Dengan ini jelaslah Roh Kudus  adalah Roh kekekalan dan pernyataan ini juga muncul dari cara pandang manusia.
Roh Kudus adalah pernyataan kuasa Tuhan Yesus Kristus yang hidup, Ia menyatakan umat yang dipanggil oleh-Nya sebagai tubuh-Nya. Panggilan menjadi seorang Kristen berarti panggilan kepada hidup sebagai milik Tuhan. Karena keberadaan orang Kristen bukanlah pelengkap semata akan keberadaanya di dalam gereja. Yesus tidak melihat para murid-murid-Nya secara individual melainkan sebagai suatu kemajemukan atau komunitas. Suara Tuhan yang memanggil komunitas tersebut sebagai umat bukanlah suatu panggilan yang sia-sia namun supaya mereka menjadi saudara (Mat. 23: 8). Makna kehendak dan perbuatan-Nya yang dapat menentukan masa depan perhimpunan orang-orang percaya tersebut, sehingga hanya akan terwujud jika memandang kepada-Nya dan kepada tujuan yang telah ditetapkan-Nya. Mata semua insan hanya tertuju kepada Dia sambil menantikan serta berharap kepada kuasa-Nya.
Yesus Kristus bukanlah suatu konsep dimana manusia dapat memikirkanya sendiri. Hal yang menuruty umat Allah merupakan suatu yang baru adalah dalam konteks dunia dan kehadiran Yesus yang unik. Hal yang baru yang ada dalam diri Yesus Kristus, baik dalam kuasa dan kebenaran bahwa DIA adalah pribadi yag baru meliputi hal dimana umat Allah mengetahui hal yang mungkin dunia tidak tahu.
Roh Kudus adalah kuasa Allah yang merupakan kuasa yang sama dengan kuasa yang ada dalam Yesus Kristus dalam karya-Nya untuk mewujudkan komunitas-Nya menjadi seperti yang Tuhan inginkan. Tindakan Roh Kudus adalah sebagai tugas dari kasih karunia Allah yang Cuma-Cuma dalam Yesus Kristus yang juga merupakan rahasia akan eksistensi komunitas Kristen.
Tugas Roh Kudus adalah untuk menyatukan manusia dalam perbedaanya. Komunitas adalah tempat didunia, dimana manusia dan dunia mungkin dikenal apa adanya dengan pandangan yang bebas. Komunitas Kristen mengetahui apa yang dapat dilakukan dan menyelesaikanya sendiri dalam kemanusiaaNya yang dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus dalam penyataan Yesus Kristus. Persekutuan orang percaya mempunyai tugas untuk memenuhi tanggung jawab yang dialamatkan kepada dunia dan tinggal di dalam dunia.
Roh Kudus adalah penguraian kuasa Yesus Kristus, mengatasi rasa bersalah dan penghukuman atas manusia berdosa, membuat seorang anggota komunitas itu menjadi satu yang bergerak maju menuju akhir. Allah adalah Roh, oleh karena itu sesungguhnya DIA memberikan kebebasan kepada manusia. Dengan kuasa Roh Kudus yang diperlihatkan Allah kepada manusia maka ia dimampukan untuk hidup dalam kuasa pengharapan. Manusia yang lahir dari Allah atau Roh, terpanggil untuk melayani dan hidup dalam pengharapan. Dan umat yang percaya senantiasa melayani Tuhan dan ia akan melakukanya dengan bersuka cita dalam pengharapan.
Kedatangan kerajaan Allah yang selalu kita doakan akan menjadi terwujud yaitu kepastian perwujudan Yesus Kristus bagi mereka yang telah ambil bagian di dalam dia. Bagi kumpulan-kumpulan orang percaya ini artinya transisi dari iman kepada kenyataan atau penglihatan. Hal ini merupakan keteguhan hati atas suatu keyakinan yang pasti. Akan tetapi keteguhan hati yang berdasarkan pada Yesus Kristus  yaitu dengan memandang apa yang boleh dan yang tidak, untuk kali ini diperlukan suatu keteguhan hati untuk suatu keputusan yang pasti.
Komunitas Kristen dalam ruang lingkupnya benar-benar memiliki kemerdekaan berdasarkan firman yang penuh kuasa yang merupakan kasih karunia Allah yang diperlihatkan Yesus Kristus. Roh Kudus adalah kuasa Allah yang merupakan kuasa yang sama dengan kuasa yang ada dalam Yesus Kristus dalam karya-Nya untuk mewujudkan komunitasnya menjadi seperti yang Tuhan inginkan. Kuasa ini yang adalah kuasa Roh Kudus  merupakan kuasa kasih karunia Allah yang diberikan kepada seluruh dunia melalui satu-satunya Putra Allah dan putra manusia dalam tidakan manusia yang bebas. Tugas Roh Kudus adalah untuk menyatukan menusia dalam perbedaanya.
Roh Kudus adalah penguraian kuasa Yesus Kristus, mengatasi rasa bersalah dan penghukuman atas manusia berdosa, sehingga membuatnya sebagi seorang anggota komunitas. Orang Kristen memelihara komunitas itu dengan memandang kepada Yesus Kristus, kepada janji dan pengharapan yang telah dijanjikan-Nya. Umat Kristen tidak boleh hanya berpikir pada keselamatanya sendiri, melainkan juga akan keselamatan semua yang ada di dunia ini. Allah berkehendak agar bagi mereka yang tidak memiliki pengharapan juga pada akhirnya menerima pengharapan yang berasal dari Allah.
Roh Kudus adalah kebangkitan kuasa dengan nama Tuhan Yesus Kristus membangun kekristenan didalam dunia sebagai tubuh-Nya. Komunitas kristen, gereja yang sejati, bangkit bersinar hanya karena pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus dan kebangkitan kuasa dari Yesus Kristus yang hidup. Perwujudan gereja seutuhnya bukanlah sebuah akhir. Tujuan dan arah dimana gereja seutuhnya bergerak adalah pernyataan akan pengudusan seluruh umat manusia. Komunitas tanpa gedung pada saat sekarang ini adalah seutuhnya pekerjaan Tuhan. Orang-orang kudus didalam dunia ini bertindak dalam suatu gerakan yang bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Pertumbuhan dan gerakan mereka adalah gambaran yang diambil menjadi bagian dunia itu sendiri.
Dasar kasih adalah iman, dimana orang Kristen percaya didalamnya dan segala tindakan kasih orang Kristen adalah dikarenakan oleh iman. Kasih adalah suatu tindakan bebas, pemberian pribadi antara satu dengan yang lainnya tanpa mengharapkan balasan. Sesungguhnya tidak akan ada orang Kristen seandainya tidak melakukan kasih seutuhnya. Dalam Perjanjian Baru digambarkan kehidupan dan tindakan orang Kristen adalah sebagai tindakan iman. Roh Kudus adalah kebangkitan kuasa yang menekankan dan mengaktualisasikan tindakan individu dalam komunitas Kristen secara utuh. Karena memang benar bahwa kebangkitan kuasa Roh Kudus dalam komunitas Kristen sangatlah nyata dalam kasih persaudaraan. Allah menyatakan dirinya sendiri kepada umat-Nya sebagai Tuhan yang tidak hanya baik juga mulia dan murah hati.
Roh Kudus di sebut juga dengan bayang-bayang yang tidak begitu jelas untuk dilambangkan. Allah hadir dalam diri Anak, dan Anak hidup dalam diri Roh. Jadi jelaslah Anak tidak menyembah Roh, sebab peranan Roh dalam diri Yesus adalah sebagai medium.
Peranan Roh dalam diri Anak sebagai penolong dan menjelaskan pekerjaan Yesus (Yoh 16: 13-15). Jika kita berbicara tentang keberadan Roh yang tersembunyi maka tidaklah dapat kita samakan dengan keberadaan Allah yang tersembunyi itu. Allah tersembunyi namun nyata dalam pewahyuan-Nya, namun Roh masih tersembunyi dalam pewahyuan. Jika Allah tersembunyi akibat sifat-Nya yang trasenden sedangkan Roh tersembunyi karena keberadaanNya yang terlalu dekat. Jadi jelaslah Roh tidak dapat kita lihat karena Ia terlalu dekat, seperti udara yang selalu kita hirup ketika bernapas dan lingkungan di mana kita temukan diri kita.
Dalam buku Firman menjadi Daging karya Pdt.Dr.Ir. Mangapul Sagala dikatakan bahwa Firman (Logos) sudah memiliki eksistensi sejak kekekalan. Kedua bahwa ditegaskan relasi antara Firman dengan Allah, dimana dinyatakan bahwa Firman bersekutu bersama-sama dengan Allah. Firman itu sendiri adalah Allah juga. Hal ini diangkat dari penelitian akan injil Yohanes. Dikatakan bahwa Injil Yohanes pengajarannya sangat jelas dan gamblang. Dia bukan saja bersekutu dan bersama Allah sejak kekekalan, tapi lebih lagi, Dia sendiri adalah Allah. Allah memanifestasikan diriNya dalam Logos yang berinkarnasi. Kemuliaan yang telah diberikan kepada Yesus juga diberikan kepada Allah. Hanya Allah dan Kristus yang dipermuliakan. Kemuliaan Yesus juga dimiliki sejak kekekalan oleh Logos (Yoh 17:5,24). Kemuliaan Logos dinyatakan melalui pekerjaan-pekerjaan dan mujizat-mujizatNya. Karya Yesus menyatakan Bapa.[8]
Kemudian Abineno dalam bukunya berjudul Roh Kudus dan PekerjaanNya memuat bahwa di dalam Kitab Suci, Roh Allah adalah Roh Kudus yang disamakan oleh gereja-gereja dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Kedatangan kerajaan Allah adalah pekerjaan Roh Kudus dan menunjuk kepada pelepasan agung yang akan diwujudkan. Menurut kesaksian Perjanjian Lama, Allah adalah ruach (roh). Yahwe adalah Allah yang bernafas, Allah yang hidup, Allah yang bertindak. Allah adalah sumber hidup dari segala sesuatu yang ada di dunia ini, khususnya manusia. Dalam Perjanjian Baru, Allah adalah pneuma (roh). Bahwa Allah adalah Allah yang bernafas, Allah yang hidup, Allah yang bertindak. Dengan pneumaNya, Ia memberi hidup kepada ciptaanNya.
Roh ialah Allah yang hidup, Allah yang bertindak. Tindakan Allah ini bukan saja berupa penciptaan dan pemliharaan dunia, tetapi mencakup juga pembebasannya/penyelamatannya dari rupa-rupa kuasa, sesudah manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam karya penyelamatanNya itu Tuhan Allah memakai Israel sebagai alatNya. Tetapi Israel tidak setia kepada tugas panggilannya itu. Berulang-ulang ia murtad dan menjual dirinya kepada bangsa-bangsa dan ilah-ilah asing. Sungguhpun demikian Tuhan Allah tetap setia kepada dan perjanjian yang Ia buat dengan Israel. Ia tiap-tiap kali membebaskan kembali dari perbudakannya dan memberikan kepadanya kesempatan baru.
Pemberian Roh kepada Israel dimasa yang akan datang adalah suatu mujizat: mujizat penciptaan kembali, mujizat kebangkitan dari umat Allah yang telah mati. Dari nas yang nyata bahwa karunia Roh Kudus dimasa yang akan datang bukan hanya saja terbatas pada Israel, tetapi mencakup juga bangsa-bangsa lain. Janji ini khususnya ditujukan (dipusatkan) pada satu orang kepada Mesias, Hamba Allah. Dalam janji ini dan janji-janji yang lain telah kita dengar dengan jelas dikatakan bahwa pencurahan Roh Kudus atas semua manusia akan terjadi dengan perantaraan satu orang yaitu Mesias Hamba Allah yang benar yang dapat mewakili baik Allah, maupun manusia. Roh adalah kuasa dunamis, kodrat Allah, yang khususnya diberikan kepada Yesus sebagai Mesias untuk hidup dan pekerjaanNya. Yesus dalam injil-injil lebih banyak dilihat sebagai “obyek”, sebagai pemangku Roh Kudus.[9]
Roh Kudus menurut Catherine Marshall dalam bukunya berjudul Roh Kudus Penolong Kita mengatakan bahwa Roh Kudus bukanlah suatu daya pengaruh; Ia adalah Oknum, salah satu dari  Tritunggal ketuhanan. Karena Roh Kudus adalah Oknum, Ia memiliki semua sifat-sifat pribadi. Ia memiliki akal (Rm 8:27); pengetahuan (1 Kor 2:10,11); dan kemauan (1 Kor 12:11). Roh Kudus dapat bertindak dan mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia yang hanya dapat dibuat oleh seorang Oknum. Roh Kudus dapat :
-          Berkata (Kisah Para Rasul 1:16)
-          Berdoa (Roma 8:26,27)
-          Mengajar (Yohanes 14:26)
-          Melakukan mujizat (Kisah Para Rasul 2:4; 8:39)
-          Ditentang (Kisah Para Rasul 7:15)
-          Memerintah (Kisah Para Rasul 8:29; 11:12; 13:2)
-          Melarang (Kisah Para Rasul 16 : 6,7)
 Roh Kudus juga mengelola gereja, tubuh Kristus di dunia. Ketika Ia menempatkan pendeta-pendeta gereja-gereja (Kis 20:28) Ia memberi berbagai karunia dan tugas pelayanan kepada masing-masing anggota gereja (1 Kor 12:8-11; Ef 4: 7-12). Hanya Roh Kuduslah yang dapat memberikan kemampuan kepada pemberira Firman Allah untuk menyampaikan kebenaran kepada orang lain; untuk dapat mengerti dengan sebenar-benarnya akan kebutuhan-kebutuhan orang lain; dapat menyampaikan sebuah pesan kepada orang lain; menyadarkan manusia atas dosa-dosanya; menyembuhkan; mengelola gereja yang masih muda usia atau melengkapi mereka dalam tugas pelayanan.[10]
III.             Kesimpulan
Firman dan Roh sama-sama berasal dari Allah. Firman menjadi daging yang menjadi daging diwujudkan dalam pribadi Yesus Kristus, yang seratus persen adalah Allah dan seratus persen adalah manusia. Melalui Firman semua tercipta dari bumi hingga manusia. Firman jugalah yang menyatakan tentang Roh Kudus. Roh Kudus adalah anugerah Allah yang terbesar. Roh Kudus ada dalam pribadi setiap orang percaya. Roh Kudus telah ada sebelum dunia tercipta, yang disebut dengan Roh Allah. Roh Allah diberikan kepada manusia setelah Yesus naik ke surga. Roh Kudus turun kepada murid-murid Tuhan Yesus yang ditandai dengan lidah api dan hari itu diyakini sebagai hari dimana gereja mulai terbentuk. Roh Kudus adalah identitas Allah dan Roh Kudus ada dalam Ketritunggal Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja di dunia ini dan yang menjadikan segala sesuatunya terjadi. Roh Kudus sebagai pelopor dan mengarahkan perjalanan gereja.


[1] Yves Congar, The Word and The Spirit (San Francisco: Harper & Row Publisher, 1986) hlm. 9
[2] Yves Congar, The Word and The Spirit, hlm. 10-13
[3] Yves Congar, The Word and The Spirit, hlm. 15-19
[4] Yves Congar, The Word and The Spirit, hlm.  34-35
[5] Yves Congar, The Word and The Spirit, hlm. 85-90
[6] Yves Congar, The Word and The Spirit, hlm. 101-110
[7] Yves Congar, The Word and The Spirit, hlm. 122-130
[8] Mangapul Sagala, Firman Menjadi Daging (Jakarta: Perkantas, 2009) hlm. 125-128
[9] J.L Ch. Abineno, Roh Kudus dan PekerjaanNya (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1982)  hlm. 28
[10] Catherine Marshall, Roh Kudus Penolong Kita (Jakarta: BPK GM, 2000) hlm. 20-24

Comments

Popular posts from this blog

(LX. SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP)

SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP  I. Pendahuluan             Baptisan merupakan salah satu sakramen yang diperintahkan oleh Yesus sendiri dalam Amanat AgungNya. Oleh karena itu gereja melayankan baptisan sebagai salah satu sakramen bagi orang percaya.             Kata “baptis” berasal dari Bahasa Yunani, “baptizo” yang artinya: mencelupkan ke dalam air ataupun memasukkan ke dalam air. Pemandian ke dalam air baru menjadi “baptisan” apabila dilaksanakan dengan upacara seremonial yang khusus. [1] Baptisan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yaitu baptisan yang berlaku di tengah-tengah gereja, bukan hanya menunjuk pada Kerajaan Allah yang masih akan datang, melainkan menjadi bukti dan mengukuhkan perwujudan atas kedatangan Kristus ke dunia. [2] HKBP sebagai salah satu gereja Tuhan di Indonesia mengakui dan melayankan Baptisan Kudus sebagai salah satu sakramen di samp...

(LXXVI. MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA)

MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON   MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA [1] 1. Biografi             Pdt. Dr. Sountilon M. Siahaan lahir pada tanggal 7 April 1936 di desa Meat-Balige, sebuah desa di tepian Danau Toba. Setelah tamat dari SMA Negeri Balige 1956, beliau melanjutkan belajar ke Fakultas Teologi Universitas HKBP Nommensen dan selesai tahun 1961. Menikah pada 26 Agustus 1961. Sejak tahun 1961-1963 beliau bekerja sebagai Pendeta Praktek dan sekaligus sebagai Pendeta Pemuda/Mahasiswa HKBP Ressort Jawa Tengah yang berkedudukan di Yogyakarta. Ditahbiskan sebagai Pendeta HKBP pada 1 Juli 1962.             Beliau selanjutnya tugas belajar ke Universitas Hamburg pada tahun 1963 dan memperoleh gelar Magister Teologi pada tahun 1967 dan meraih gelar Doktor Teologi (Cum Laude) pada tahun 1973 dengan disertasi yang berjudul Die Konkretisierung ...

(XXXI. TAFSIRAN HISTORIS KRITIS MAZMUR 23:1-6)

Tinjauan Historis Kitab Mazmur 23:1-6 Oleh " Rahman Saputra Tamba " BAB I Pendahuluan             Nama kitab ini dalam LXX adalah Psalmoi [1] . Alkitab bahasa latin memakai nama yang sama. Kata Yunani (dari kata kerja psallo yang artinya “memetik atau mendentingkan”). Mula-mula digunakan untuk permainan alat musik petik atau untuk alat musik itu. Kemudian kata ini menunjukkan nyanyian ( psalmos ) atau kumpulan nyanyian ( psalterion) . [2] Dalam bahasa Ibrani ada kata mizmor yang artinya “sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik”, namun judul Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah [3] tehillim yang artinya “puji-pujian atau nyanyian pujian”.             Dalam Alkitab Ibrani, Kitab Mazmur terdapat pada awal bagian Kitab-kitab. Para nabi menempatkan sebelum Kitab Amsal dan tulisan hikmat lainnya, dengan alasan bahwa kumpulan tulisan Da...