Skip to main content

(XXXI. TAFSIRAN HISTORIS KRITIS MAZMUR 23:1-6)

Description: Efek Rumah Kaca
Tinjauan Historis Kitab Mazmur 23:1-6
Oleh " Rahman Saputra Tamba "


BAB I
Pendahuluan


            Nama kitab ini dalam LXX adalah Psalmoi[1]. Alkitab bahasa latin memakai nama yang sama. Kata Yunani (dari kata kerja psallo yang artinya “memetik atau mendentingkan”). Mula-mula digunakan untuk permainan alat musik petik atau untuk alat musik itu. Kemudian kata ini menunjukkan nyanyian (psalmos) atau kumpulan nyanyian (psalterion).[2] Dalam bahasa Ibrani ada kata mizmor yang artinya “sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik”, namun judul Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah [3]tehillim yang artinya “puji-pujian atau nyanyian pujian”.

            Dalam Alkitab Ibrani, Kitab Mazmur terdapat pada awal bagian Kitab-kitab. Para nabi menempatkan sebelum Kitab Amsal dan tulisan hikmat lainnya, dengan alasan bahwa kumpulan tulisan Daud harus mendahului tulisan anaknya, Salomo. Berbeda dengan itu, Septuaginta menempatkan Kitab Mazmur pada permulaan dari kitab-kitab puisi. Sedangkan susunan dalam Alkitab bahasa latin dan bahasa-bahasa modern, termasuk bahasa Indonesia, menempatkan Kitab Ayub sebelum Kitab Mazmur, dengan alasan mungkin didasarkan pada dugaan bahwa Kitab Ayub ditulis sebelum Kitab Mazmur.[4]

            Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab Perjanjian Lama yang paling disukai dan paling sering digunakan, namun bersama-sama dengan itu, kitab ini merupakan salah satu yang paling menyusahkan dalam kanon. Soal-soal yang berkisar pada siapa penulisnya, gubahan teologi, penafsiran, penerapan, dan fungsi, semuanya memperbesar kerumitan kitab tersebut.[5]

            Orang Israel memakai mazmur ini sebagai nyanyian-nyanyian kultis di Bait Allah.[6] Sesudah masa pembuangan di Babylon, beberapa paduan suara muncul dalam kultus, dan biasanya mereka menyanyikan mazmur-mazmur.[7]

II. Analisa Teks dan Terjemahan
  Psalm 23:1 מִזְמוֹר לְדָוִד יְהוָה רֹעִי לֹא אֶחְסָר
 mizmôr lüdäwìd yhwh(´ädönäy) rö`î lö´ ´eHsär
rAmðz>m           : Jenis kata benda, maskulin, tunggal, absolute “Sebuah nyanyian, lagu”
dwI+d"l             : Kata depan l “Ke, kepada, akan, untuk” + Kata benda, sebutan untuk                                                 “Daud”
hw"ïhy                  : Kata sebutan, untuk nama “TUHAN”                                                              
y[iªro÷             : Kata Kerja dari kata dasar h['r , Partisip, maskulin, tunggal, konstruk,                                             “Mengembalakan”
al{å              : Partisip negatif “Tidak, bukan”
rs")x.a,           : Kata kerja dari kata dasar rsex, imperfek, orang I tunggal
                         “Saya kekurangan”

  Psalm 23:2 בִּנְאוֹת דֶּשֶׁא יַרְבִּיצֵנִי עַל־מֵי מְנֻחוֹת יְנַהֲלֵנִי
 Bin´ôt Deše´ yarBîcëºnî `al-mê münùHôt yünahálëºnî

tAaån>Bi           : awalan B “ di dalam, pada, dengan, oleh” + Kata benda, feminin, jamak,                                     konstruk dari kata dasar hw"n" “padang rumput (tempat kediaman domba)
                          “Pada Padang rumput”
av,D            : Kata benda, maskulin, tunggal, absolut “Rumput Hijau”
ynIcE+yBir>y        : Kata kerja Hipil, imperfek, orang III tunggal, maskulin, tunggal, suffiks,                             orang I Tunggal, dari kata dasar #br “Dia merebahkan diriku”
ymeÞ-l[           : Jenis kata depan l[; “Di atas, di hadapan, terhadap, tentang, karena,         sebab,+ Kata benda, maskulin, jamak, konstruk dari kata dasar ~yIm; “Berdasarkan, dengan alasan”
tAxånUm           : Jenis kata benda, feminin, jamak, absolut “Beristirahat, tempat    beristirahat”
ynIlE)h]n:y           : Kata kerja, dari kata dasar lhn, piel, imperfek, orang III tunggal, maskulin,                                    suffiks orang I tunggal “Memimpin ketempat”

  Psalm 23:3 נַפְשִׁי יְשׁוֹבֵב יַנְחֵנִי בְמַעְגְּלֵי־צֶדֶק לְמַעַן שְׁמוֹ
napšî yüšôbëb ya|nHëºnî büma`Gülê-ceºdeq lümaº`an šümô

yviîp.n:          : Kata benda, feminim, tunggal, konstruk, sufiks, orang I Tunggal, dari kata                         dasar vp,n< “Jiwa ku”
bbe_Avy>         : Kata kerja, Piel, imperfek, orang III tunggal, maskulin, dari kata dasar bwv                 “Dia kembali”
ynIxEïn>y        : Kata kerja, Hipil, imperfek, orang III, Tunggal, maskulin, sufiks orang I                              tunggal, dari kata dasar hxn “Dia memimpinku”
,©÷-yleG>[.m;b.        : awalan B di dalam, pada, dengan, oleh” + Kata benda, maskulin, jamak,                        konstruk Jalan
qd<c             : Kata maskulin, tunggal, absolute “Kebajikan dan kebenaran”
![;m;äl.            : Kata depan l “Ke, kepada, akan, untuk” “Kepada tujuan, maksud”
Am*v.             : Kata benda maskulin, tunggal, konstruk, sufiks, orang ke III, tunggal, dari                         kata dasar ~ve “Nama Nya

  Psalm 23:4גַּם כִּי־אֵלֵךְ בְּגֵיא צַלְמָוֶת לֹא־אִירָא רָע כִּי־אַתָּה עִמָּדִי שִׁבְטְךָ וּמִשְׁעַנְתֶּךָ הֵמָּה יְנַחֲמֻנִי
Gam Kî|-´ëlëk Bügê´ calmäºwet lö´-´îrä´ rä` Kî-´aTTâ `immädî šib†ükä ûmiš`anTeºkä hëºmmâ yüna|Hámùºnî

~G              : Jenis kata keterangan “Pun, juga”
%le’ae-yKi(          : Kata keterangan + Kata dasar $lh , kata kerja, imperfek, orang I                 tunggal “Bahwa, Karena”
aygEáB            : awalan B “ di dalam, pada, dengan, oleh” + kata benda, tunggal, konstruk                       dari kata dasar  ay>G: “Dalam Lembah”
tw<m'‡l.c           : Kata benda, maskulin , tunggal, absolut “Bayang-bayang kematian”   
ar"Ûyai«-al         : Partisip negatif “Buka, tidak” + Kata kerja, imperfek, tunggal, dari kata dasar     arey" “Tidak takut”
[r"ª              : Kata sifat, maskulin, tunggal, absolut “Kejahatan, jahat”
hT'îa;-yK          : Kata keterangan + Kata ganti umum, orang ke 2, Tunggal, maskulin
                         “Karena engkau”
ydI_M'[            : Kata depan, sufiks, orang I tunggal “Dengan”
^ïj.b.vi           : Kata benda maskulin, tunggal, konstruk, sufiks, orang II tunggal, dari kata                        dasar  jb,ve “Tongkat Mu”
^T,ªn>[;v.miW         : Awalan w + kata benda, Feminin, tunggal, konstruk, sufiks, orang II,                      maskulin, tunggal dari kata dasar tn<[,v.mi “dan bantuan MU”
hM'h            : Kata ganti umum, orang 3, maskulin, jamak “Mereka”
ynImU)x]n:)y>           : kata kerja, piel, imperfek, orang ke-3 , maskulin, jamak, sufiks orang I                                 tunggal, dari kata dasar ~x;n" “Dia menyesali ku”

  Psalm 23:5 תַּעֲרֹךְ לְפָנַי שֻׁלְחָן נֶגֶד צֹרְרָי דִּשַּׁנְתָּ בַשֶּׁמֶן רֹאשִׁי כּוֹסִי רְוָיָה

%roì[]T           : Kata kerja Imperfek, orang ke-2, tunggal, maskulin, dari kata dasar %r;['                    “Engkau menyusun”
yn:“p'l            : Kata depan l “Ke, kepada, akan, untuk” + kata benda, maskulin, jamak,                         konstruk, sufiks I tunggal, dari kata dasar ~ynIP' “Muka, wajah ku”
!x'ªl.vu            : kata benda maskulin, tunggal, absolute, dari kata dasar  !x'l.vu “meja”
dg<n<ï              : kata depan “di depan”
yr"_r>co            : Kata kerja Partisif, maskulin, tunggal, konstruk, sufiks, orang I Tunggal dari                       kata dasar rr;c' “Saya memenuhi
T'n>V:ßDI                  : Kata kerja Piel, perfek, orang ke-2, tunggal, maskulin “Engkau gemuk,                             bertumbuh”
!m,V,îb;                  : Awalan B “ di dalam, pada, dengan, oleh” + artikel + kata benda maskulin,                        tunggal, absolut dari kata dasar !m,v, “gemuk, minyak”
yviªar                  : Kata benda, maskulin, tunggal, konstruk, sufiks I Tunggal “kepala ku”
ysiîAK                   : Kata benda, feminin, tunggal, konstruk, sufiks, orang I tunggal “Cangkir/                         mangkuk ku
hy")w"r                  : Kata benda, feminin, tunggal, absolut “Batas Kepenuhan”

  Psalm 23:6 אַךְ טוֹב וָחֶסֶד יִרְדְּפוּנִי כָּל־יְמֵי חַיָּי וְשַׁבְתִּי בְּבֵית־יְהוָה לְאֹרֶךְ יָמִים

%a:Ü              : Kata keterangan “Dengan Sungguh-sungguh”
bAj             : Kata benda, maskulin, tunggal, absolut “Baik”
ds,x,äw"            : Awalan w “dan, jadi, lalu” + Kata benda, maskulin, tunggal, absolut “Dan                       kebaikan, kebajikan”
ynIWpD>r>yIâ          : Kata kerja imperfek, orang ke-3, jamak, maskulin, sufiks orang I tunggal,                dari kata dasar @d;r' “Mereka dibelakangku”
ymeäy>-lK'          : Kata benda maskulin, tunggal, dari kata dasar lKo + kata benda maskulin,                  jamak, dari kata dasar ~Ay “setiap hari”
yY"+x;                    : Kata benda, maskulin, jamak, konstruk, sufiks, orang I, tunggal “Hidup ku”
yTiîb.v;w           : Awalan w “dan, jadi, lalu” + Kata kerja perfek, orang I tunggal, “Lalu saya            tinggal”
tybeB                  :  Awalan B “di dalam, pada, dengan, oleh” + kata benda, maskulin, tunggal,                   konstruk dari kata dasar tyIB; “Di dalam Rumah”
hw"©hy            : Kata sebut, nama ”TUHAN”
%r<aoål           : Kata depan l “Ke, kepada, akan, untuk” + kata benda, maskulin, tunggal,                    konstruk “Panjang”
~ymi(y            : kata benda, maskulin, jamak, absolute dari kata dasar ~Ay “Hari / waktu”

III. Kritik Teks

  Ayat 2a
           Yang ingin dikritik dalam ayat ini ialah kata  יַרְבִּיצֵנִי yang merupakan kata kerja berbentuk Hipil Imperfek orang ketiga yang berakhiran orang pertama tunggal yang berarti : “ Dia merebahkan aku”. Kata ini mendapat pandangan lain dari kritik aparatus yang terdapat di dalam teks Masora. Dimana kata ini dianjurkan diletakkan setelah tanda : dan bukan diletakkan sebelum tanda :
           Dalam hal ini, penulis kurang setuju dengan apa yang dituliskan oleh pakar perjanjian lama di dalam kritik aparatus. Karena apabila kata tersebut diletakkan setelah tanda : maka akan merubah sistematika kalimat serta merubah makna kata yang terdapat di dalamnya.

  Ayat 4a
Yang ingin di kritik dalam ayat ini ialah kata   יְנַחֲמֻנִי yang merupakan kata kerja, bentuk Piel, imperfek, orang ke-3 , maskulin, jamak, dan berakhiran orang I tunggal yang berarti : “dia menyesali aku”. Dalam hal ini, peneliti modern pada saat itu mengusulkan pergantian kata dalam ayat ke 4a karena kata yang diusulkan yakni kata nhny lebih memiliki arti yang tepat dalam susunan kalimat pada ayat 4. Arti kata yang diusulkan yakni “menghibur aku”.
            Dalam hal ini, penulis setuju dengan pandagan yang dimiliki oleh peneliti modern. Hal ini dilatarbelakangi arti makna yang sesuai dengan susunan kalimat. Menurut penulis arti kata “menyesali aku”, kurang sesuai dan lebih baik digantikan dengan arti kata “menghibur aku”.

  Ayat 5a
Yang ingin di kritik dalam ayat ini ialah kata  שֻׁלְחָן d yang merupakan kata benda bentuk maskulin, tunggal, absolut, dari kata dasar !x'l.vu yang berarti : “meja”. Kata ini mendapat perhatian besar dari peneliti modern dimana terdapat pandagan baru yakni tentang perubahan bentuk kata dari semula. Dimana peneliti modern mengusulkan kata שֻׁלְחָן dirubah menjadi bentuk kata hlf Hal ini dilatarbelakangi penggunaan huruf (nun) yang berganda yang digunakan untuk satu kata.
            Dalam hal ini penulis kurang setuju dengan apa yang diusulkan oleh para peneliti modern. Karena apabila perubahan tersebut dilakukan, maka akan terdapat penekanan yang ganda di dalam kata tersebut. Sehingga secara tidak langsung arti kata mendapat perubahan walau tidak signifikan.
  Ayat 5b
Yang ingin di kritik dalam ayat ini ialah kata ysiîAK yang merupakan kata benda, bentuk feminin, tunggal, bersifat konstruk, serta berakhiran, orang I tunggal yang berarti  “Cangkir / mangkuk ku. Kata ini mendapat perhatian besar dari para peneliti karena di duga dalam LXX, kata ini memiliki arti yang sama dengan kata Yunani yakni : kai to poterion sou yang berarti “dan cangkir ku”.

            Dalam hal ini, penulis setuju dengan apa yang dituliskan di dalam kritik aparatus mengenai ayat 5b. Hal ini dilatarbelakangi arti yang di usulkan oleh LXX memiliki kesamaan dengan kata yang diterjemahkan oleh teks Masora.

Ayat 6a
           Yang ingin di kritik dalam ayat ini ialah kata  %a:Ü bAj yang merupakan penggabungan 2 kata yang berbeda yakni kata keterangan dan kata benda. Dimana keduanya memiliki arti yang sama yakni “dengan sungguh-sungguh baik”. Dalam hal ini, para ahli berpendapat bahwa penggabungan kedua kata yang ada memiliki hubungan arti dan makna yang sama pada ayat 5.


           Dalam hal ini, penulis sulit untuk menentukan pandangan utama yang diberikan oleh kritik aparatus. Karena maksud dan tujuannya tidak begitu jelas dipaparkan di dalam teks aparatus. Kritik aparatus dalam hal ini ingin mengatakan kalau ayat ini dapat dihubungkan dengan ayat sebelumnya. Hal ini yang melatarbelakangi penulis sulit menentukan maksud dari pada kritik aparatus.

Ayat 6b
           Yang ingin di kritik dalam ayat ini ialah kata ds,x,äw" yang merupakan kata benda bentuk maskulin tunggal, dan bersifat absolute yang berarti  “Dan kebaikan, kebajikan”. Kata ini mendapat perhatian besar dari peneliti terjemahan Septuaginta karena mereka mengusulkan ayat ini untuk ditambah dengan akhiran orang ke-2 tunggal sehingga menjadi DRshw...,,. Sesuai dengan terjemahan Septuaginta dan Siria.


           Dalam hal ini, penulis kurang setuju dengan apa yang di usulkan oleh peneliti terjemahan Septuaginta dan Siria dimana terjemahan yang diusulkan memiliki perbedaan arti dan makna dalam kata tersebut. Sehingga nantinya penulis takut apabila penulis menyetujui apa yang di sarankan oleh peneliti akan berdampak terhadap perbedaan makna kata yang ada didalamnya.






Ayat 6c
           Yang ingin di kritik dalam ayat ini ialah kata yTiîb.v;w yang merupakan kata kerja perfek orang I tunggal, yang berarti : “Lalu saya telah tinggal”. Pada kata ini, penulis ingin mengusulkan adanya perubahan teks perjanjian lama berdasarkan terjemahan Yunani yang diteliti oleh Symmachus. Kata yang diusulkan adalah kata kai to katoikein me yang mana memiliki arti yang sama dengan kata yFW>.

           Dalam hal ini, penulis kurang setuju dengan apa yang diusulkan oleh kritik aparatus. Karena terjemahan yang diusulkan oleh Symmachus dalam kritik aparatus jauh lebih muda dibandingkan dengan terjemahan yang ada didalam teks masora.

IV. Terjemahan

  Ayat 1 :Sebuah nyanyian untuk Daud, TUHAN mengembalakan, saya tidak  kekurangan

  Ayat 2 : “ Didalam padang rumput hijau dia merebahkan diriku, dia memimpinku ke tempat   
                   beristirahat dihadapanku “

  Ayat 3 : ” Dia mengembalikan jiwaku, dia memimpinku ke jalan kebenaran kepada  
                   namanya “  

  Ayat 4 : “ Karena juga di dalam lembah bayang-bayang kematian, aku tidak takut kejahatan       
                   karena engkau dengan tongkat-Mu dan bantuan-Mu. Dia akan menyesali aku “

  Ayat 5 : “ Engkau menyusun meja di depan wajahku, engkau memenuhi minyak di kepala
                   ku cangkirku penuh “

  Ayat 6 : “ Dengan sungguh baik, dan kebajikan mereka dibelakangku setiap hari hidupku.
                    lalu aku tinggal di dalam rumah TUHAN sepanjang waktu “

V. Perbandingan terjemahan
                (Mazmur 23:1-6)
(Ayat 1a)
LAI                 : Tuhan adalah Gembala
BHS                : y[iªro÷ “mengembalakan/ Gembala”
BIBEL                        : Siparmahan “ Gembala”
NIV                 : Shepherd “Gembala/ Pelindung”

Catatan : Dari keempat perbandingan kata yang diterjemahkan alkitab diatas, kata (Gembala) memiliki persamaan kata, serta makna yang sama di dalamnya.

(Ayat 3b)
LAI                 : Ia menuntun aku di jalan yang benar
BHS                : ynIxEïn>y:) “ memimpin”
BIBEL            : ditogu “ dituntun”
NIV                 : guide  “menuntun”
Catatan : Dari keempat perbandingan kata yang diterjemahkan alkitab diatas, kata (menuntun) memiliki perbedaan arti kata dimana terjemahan yang dimuat didalam BHS lebih memilih untuk menggunakan kata Memimpin dari pada kata Menuntun. Dalam hal ini penulis lebih setuju berdasarkan terjemahan yang dilakukan oleh BIBEL dan NIV. Dikarenakan arti kata lebih tepat karena pada gambaran historis di dalam mazmur 23:1-6 kata menuntun lebih sesuai karena kondisi yang ada pada masa itu cenderung sulit.
(Ayat 3c)
LAI                 : Oleh karena nama-Nya
BHS                : Am*v. ![;m;äl. “kepada nama-ku”
BIBEL                        : ala ni goarna i
NIV                 : for his name's sake.
Catatan : Dari Keempat perbandingan kata yang diterjemahkan alkitab diatas, kata (karena nama-Nya) memiliki persamaan kata, serta makna yang sama di dalamnya.
(Ayat 5a)
LAI                 : Menyediakan hidangan bagiku
BHS                : dg<n<ï !x'ªl.vu yn:“p'l. %roì[]T;  “menyediakan hidangan”
BIBEL                        : Ho do manutup meja di jolong ku
NIV                 : Thou preparest a table before me
Catatan : Dari keempat perbandingan kata yang diterjemahkan diatas, terdapat perbedaan kata yakni pada terjemahan BIBLE dimana didalam terjemahan kata yang disediakan ialah kata menutup. Dalam hal ini penulis kurang setuju dengan apa yang di terjemahkan oleh BIBLE karena kata ini tidak sesuai dengan konteks zaman yang dilalui bangsa Israel pada saat itu. Hal ini dilatarbelakangi akan penyediaan pelayanan terhadap bangsa Israel.
(Ayat 5c)
LAI                 : Pialaku penuh melimpah
BHS                : ysiîAK “cangkir/mangkuk”
BIBEL                        : panginuman “cangkir”
NIV                 : a cup “ cangkir/ mangkuk”
Catatan : Dari Keempat perbandingan kata yang diterjemahkan alkitab diatas, terdapat perbedaan kata yang menonjol pada terjemahan LAI. Terjemahan LAI menggunakan kata “piala” sebagai wadah sedangkan terjemahan lainnya menggunakan kata cangkir sebagai wadah. Dalam hal ini penulis lebih setuju dengan terjemahan yang dilakukan oleh LAI karena kata Piala sesuai dengan konteks pada masa tersebut. Karena hanya para rajalah yang menggunakan piala sebagai wadah untuk meminum anggur.
Ayat 6a)
LAI                 : Kebajikan dan kemurahan
BHS                : ds,x,äw" bAj “Baik dan kebajikan”
BIBLE                        : Denggan basa dohot asi ni roha “ramah, baik, karunia dan                                                 berbelaskasihan”
NIV                 : goodness and mercy “Kebaikan, kebajikan dan kemurahan                                                 hati, belaskasihan”
Catatan : Dari Keempat perbandingan kata yang diterjemahkan alkitab diatas, kata (kebajikan dan kemurahan) memiliki persamaan kata, serta makna yang sama di dalamnya.
(Ayat 6c)
LAI                 : Diam di Rumah Tuhan sepanjang masa
BHS                : hw"©hy>÷-tybeB “ di dalam Rumah Tuhan”
BIBEL            : bagasni Jahowa “ di dalam Tuhan”
NIV                 : in house of the Lord “di dalam Rumah Tuhan”
Catatan : Dari Keempat perbandingan kata yang diterjemahkan alkitab diatas, kata (didalam rumah Tuhan) memiliki persamaan kata, serta makna yang sama di dalamnya.

VI. Analisa
*      Sastra
Dalam hal ini jenis sastra dalam kitab Mazmur adalah sastra Puisi.[8] Corak ragam Puisi dalam Perjanjian Lama pada kitab Mazmur yaitu, Doa, dimana mengenai doa banyak ditemukan di dalam Mazmur. Ada doa pribadi ada juga doa persekutuan umat dalam ibadah, yang berisikan keluhan dari perasaan hati untuk menyelamatkan manusia itu dari krisis, dan krisis yang di maksud adalah penyakit, kemalangan, dan lain-lain. Menurut para ahli segala sesuatu yang di doakan dalam Bait Suci di Yerusalem sebagai bagian dari proses ritus yang sangat Luas. Selain doa, ada juga Nyanyian. Melalui nyanyian individu maupun banyak orang dapat mengucapkan rasa syukur dan kegembiraan kepada Allah karena penyelamatan dan kesengsaraan sebelumnya yang pernah mereka alami. Nyanyian ini di dalam Mazmur dikatakan sebagai nyanyian pengajaran, nyanyian ratapan, dan juga nyanyian ziarah, dan ada juga disebut dengan nyanyian cinta. Corak lain yakni Liturgi. Liturgi yang dimaksud adalah suatu teks yang dipakai dalam suatu upacara dalam ibadah yang memiliki dua atau lebih pembicara. Dalam Mazmur liturgi dipakai dalam upacara yang dilakukandi pintu gerbang Bait Suci. Yang lainnya yaitu Hikmat Mazmur, ternyata sebagian kitab Mazmur tidak termasuk dalam ibadah umum hidup Israel melainkan pada lapisan pendidikan pribadi dari pengajaran hikmat.

*      Hadis Lisan:
            Bentuk puisi (Mazmur dan amsal kebijaksanaan) mengalami perubahan lebih sedikit dari bentuk cerita (prosa dan hikayat nabi) karena fungsi pemakaiannya lebih menetap dan selalu dipakai berulang-ulang dalam pergaulan sehari-hari dengan demikian bentulk cerita memberi kesan kepada prenafsir mengenai perubahan nats yang sudah berubah dalam bentuk lisan sehingga hal ini membangun suatu gagasan, satu ringkasan nats, atau membangun suatu nats yang keseluruhan berdiri sendiri.[9]

*      Sejarah Tradisi:
Pembuangan bangsa Israel ke Babel sebenarnya bukan hanya sebagai pengalaman yang pahit bagi orang-orang Yehuda. Sebab orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan itu diperbolehkan untuk meneruskan kebiasaan hidup masyarakatnya dan membangun rumah untuk ditempati. Orang Yehuda yang berada dalam pembuangan itu tetap mempertahankan kekhususan mereka dan tidak mau kehilangan jati diri mereka sebagai suatu bangsa.[10] Bangsa Israel kembali pada tahun 587-539, dimana pada masa pemerintahan Nebukadnezar tidak lagi mampu menguasai dan memperluas daerah kekuasaannya, banyak masalah eksternal yang dihadapi, diantarannya yaitu munculnya kerajaan orang-orang midian yang disebut sebagai Asyria yang pada akhirnya menguasai daerah Mesopotamia, Siria, Palestina.[11] Mereka kembali setelah Cyrus menaklukkan Babil. Mereka kembali ke Palestina lalu membangun Bait Allah. Peristiwa ini dituturkan oleh nabi Hagai dan nabi Zakaria 1-8. Mereka menaruh perhatian pada pembangunan Bait Allah pada saat itu.[12]
            Kembalinya orang Israel dari pembuangan Babil pada pertegahan abad ke ke 5 SM. Kira-kira 150 tahun setelah peristiwa yang pertama. Bukti dari kepulangan bangsa ini dapat dilihat  mengenai peristiwa ini terdapat dalam Ezra 7-10 dan seluruh kitab Nehemiah.[13]

VII. Latar Belakang Historis
*      Sosial
Kitab Mazmur tidak dapat diketahui kapan kitab itu dikarang. Raja Daud ketika ia masih muda, ia menggembalakan kambing domba Ayahnya (1 Sam 16:11), mengarang kitab Mazmur sebagai Mazmur Raja yang melukiskan hubungan khas antara Tuhan dengan orang yang di urapinya sehingga dikemudian hari Mazmur ini menjadi suatu doa yang dinaikkan oleh setiap orang yangt percaya.
Untuk mengerti peranan seorang gembala, setapak tanaman hijau terdapat seribu petak batu dan pasir tandus, ini terdapat di sekitar Palestina. Sehingga para gembala harus mengembara diantara gurun dan daerah pertanian. Mereka berpindah dari daerah padang yang berumput pada musim semi. Sesudah hujan turun kemudian padang yang tandus terbakar hangus pada musim panas. Seorang gembala harus mengenal mata air, sumur,wadi dan sungai, memperhitungkan dimana masih terdapat rumput menurut musimnya, memelihara induk domba yang bunting atau menyusui anak-anak yang belum dapat berjalan jauh, menolong binatang dari luka atas batu tajam dan berduri, dan tidak meninggalkan kawanan di perjalanan kalau takut guntur.[14]

*      Politik:
Tugas gembala begitu bertanggung jawab, sehingga ia disamakan oleh masyarakat kuno dengan pemerintahan seorang Raja, bahkan dengan tugas pemeliharaan manusia oleh Allah. Perlu diketahui bahwa semakin luas daerah perdagangan maka makin luas pertegangan antara  -petani dan orang yang mengembara.[15]

*      Sitz Im Leben
Kitab Mazmur digambarkan dalam suasana peribadatan. Dimana semua kitab Mazmur yang ada digunakan sebagai doa dan pujian yang di ilhamkan Roh Kudus, yang ditulis secara umum untuk mengungkapkan perasaan dalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah. Hal ini dikaitkan dengan kemungkinan penulisannya, dimana mazmur ini kemungkinan ditulis di masa akhir pembuangan. Dimana didalamnya banyak terdapat kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, dan kekuatiran yang dialami oleh bangsa Israel. Melalui doa dan nyanyian, bangsa Israel mengharapkan akan kepercayaan, dan keintiman akan persekutuan erat dengan Allah.[16]
VIII. Tafsiran ayat per ayat
            Mazmur ini mendapat daya tariknya terutama karena pemaduan yang sangat rapi dari citra-citra yang saling bertentangan, yang meliputi segi-segi utama kehidupan manusia, seperti keadaan di luar rumah (ay 1,2) dan di dalam rumah (ay 6b) ; perdamaian (ay 2) dan bahaya (ay 4b) ; kemungkinan kejahatan (ay 4b) dan harapan kebaikan (ay 5) ; saat-saat penguatan jiwa (ay 3a) dan detik-detik kekelaman yang mencelakakan (ay 4a) ; pengalaman mengikuti (ay 1,2) dan kehidupan yang serasi dan terjamin (ay 6).
v  Ayat 1-4 (Ziarah)
Daud sepenuhnya bergantung pada Tuhan seperti domba pada gembala. Ada dua segi, yaitu ketenangan seperti berbaring di rumput hijau dan di tepi telaga tenang, adalah suatu bayangan kesegaran jasmani ; dan keamanan, seperti perjalanan yang dilindungi di sepanjang jalan yang benar, suatu bayangan keamanan pribadi dan kedamaian mental, sebab mustahil ada kekuatiran hati yang polos, dan suatu ikatan kasih sayang yang tak terjelaskan dengan sang gembala.
Dua masalah besar kehidupan ini tersimpul dalam ayat-ayat ini, yang satu ttak dikenal dan yang lain begitu mendesak. 1-3a yang pertama adalah masalah kesenangan, karena orang yang percaya, sering akan bertanya, “bagaimana Allah yang kudus itu bisa berurusan dalam penuh kasih dengan orang yang berdosa seperti saya ini ? 4 yang kedua adalah masalah penderitaan, pertanyaan yang diutarakan oleh serangan kemalangan hidup ini. 3b Memberikan penyelesaiannya sejauh Alkitab mengizinkan kita mengetahuinya. Hidup ini diatur oleh Gembala sepanjang jalan yang benar, jalan yang benar menurut pandangan Tuhan, dan semua yang Ia lakukan adalah sesuai dengan nama-Nya, yakni sepenuhnya serasi dengan hakekat-Nya yang dinyatakan.
v  Ayat 5,6 (Keramah-tamahan)
Ayat-ayat ini menekankan penalaran Daud yang sangat seksama terhadap kemurahan Tuhan sebagai tuan rumah yang sempurna. Keuda aspek itu adalah kepenuhan penyediaan kebutuhannya dan kesukaannya lengkap dalam arti sepenuhnya, tidak terganggu oleh sikap permusuhan manusia mana pun; dan keadaaan akhir keagungan hubungan dengan Tuhan yang tidak terbatas, adalah suatu hal yang sepenuhnya pribadi. Perhadapkanlah pemakaian Engkau dengan penggunaan kata Ia di bagian awal tadi.[17]
Perbandingan tafsiran lainnya
  (Ayat 1a)
Tuhan adalah Gembala
·         Kata Kunci : “Gembala”
·         Kata “Gembala” dalam bahasa Ibrani :  h['r' (Raah)
·         Ayat Paralel dari kata :  h['r' (Raah)

a)      Yehezkiel 34:12
*      Tahun penulisan
Kitab ini berceritakan tentang nubuatan-nubuatan supaya bangsa israel yang terbuang ke negeri babael segera bertobat dan kembali kepada Allah, ini berlangsung sekitar tahun 586-585 sM.
*      Makna :  h['r' (Raah) dalam Yehezkiel 34:12 :
“Gembala” digambarkan sebagai Tuhan yang betul-betul bertanggung jawab, Ia melihat dan memahami penderitaan-penderitan yang dialami oleh umatnya sehingga Ia sendiri yang langsung turun tangan untuk memberi pertolongan kepada umatnya tersebut.

b)     Yeremia 31 : 10
*      Tahun penulisan
Ini pada zaman Barukh yang menuliskan kembali gulungan-gulungan yang sempat dimusnahkan. Dan dapat diketahui bahwa gulungan-gulungan yang ditemui ini berasal dari jaman yang berbeda-beda.
*      Makna :  h['r' (Raah) dalam Yeremia 31 : 10
“Gembala” digambarkan sebagai gambaran sifat Allah yang memelihara umat Israel. Kalimat ini disampaikan oleh Nabi Yeremia untuk menyampaikan dan menjelaskan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan adalah yang Maha Kuasa Dia yang menyerakkan Israel dan akan mengumpulkan kembali dan menjagannya, dengan kata lain Nabi Yeremia menggambarkan bahwa Tuhan adalah Gembala dan domba-          Nya adalah Israel. Ayat ini menyatakan bahwa “Perjanjian Baru akan digenapi”.[18]

c)      Amos 3 : 12
*      Tahun penulisan
Nabi Amos berasal dari Tekoa, dia dipanggil oleh Allah untuk menjadi seorang nabi di bagian Utara pada masa pemerintahan raja Yerobeam II tahun 786-746 sM.[19] Pada masa ini Kerajaan Utara sedang menikmati masa-masa kejayaannya, terutama di bidang Ekonomi, Politik dan Militer, dimana Israel mencapai kemajuan yang pesat tetapi mereka melupakan keadilan sosial.[20]

*      Makna :  h['r' (Raah) dalam Amos 3 : 12
“Gembala” digambarkan sebagai seorang yang melepaskan bangsa yang tertindas dan memberikan mereka kelepasan dari penderitaan mereka.
(Ayat 3a)
Menuntun aku dijalan yang benar
·         Kata Kunci : “Menuntun”
·         Kata “menuntun” dalam bahasa Ibrani : hx'n" (Nachah)
·         Ayat Paralel dari kata : hx'n" (Nachah)

a)      Yehezkiel 42 : 1
*      Makna : hx'n" (Nachah) dalam Yehezkiel 42 : 1
“Menuntun” memiliki arti mengarahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Menuntun juga berarti memimpin dan mengantarkan ke suatu tujuan. Demikian juga Allah mengasihi dan memperlakukan umatnya dengan baik. Allah sangat mengasihi umatnya walaupun manusia itu berdosa tetapi Allah malahan selalu membimbing manusia ke jalan keselamatan. Dia menuntun manusia seperti gembala yang sangat mengasihi dombanya.

b)     Yehezkiel 47 : 2
*      Makna : hx'n" (Nachah) dalam Yehezkiel 47 : 2
“Menuntun” memiliki arti tidak cukup hanya mengarahkan sesuatu terhadap suatu tujuan tetapi setelah sampai kepada tujuan tersebut maka akan lebih jelas terasa dampak dari tuntunan tersebut. Tuntunan tersebut akan membuat yang dituntun melihat sesuatu yang lebih besar lagi. Sama seperti para pelayan Tuhan yang dipanggil untuk mengabdi di bait suci. Setelah mereka dituntun ke bait suci maka mereka selanjutnya menjadi pelayan yang setia.

(Ayat 3c)
Oleh karena nama-Nya
·         Kata Kunci : “nama-Nya”
·         Kata “nama-Nya” dalam bahasa Ibrani : lG"[.m; (ma±g¹l)
·         Ayat Paralel dari kata : lG"[.m; (ma±g¹l)





a)      Hosea 12 : 6
*      Tahun penulisan : dituliskan pada tahun 750 sM.
*      Makna: lG"[.m; (ma±g¹l) dalam Hosea 12 : 6
“Nama-Nya” memiliki banyak makna. Nama menunjukkan simbol bagi seseorang untuk mengenal dan mengingatnya, nama Allah juga menunjukkan keMahakuasaan Allah yang tidak terbatas. Namun dalam perjanjian lama Allah disebut dengan YHWH (atau diterjemahkan dengan TUHAN). Hal itu menunjukkan eksistensi Allah. Namun secara teologis Allah tidak sama seperti manusia yang memiliki tubuh sehingga bisa dilihat. Allah bisa berhubungan dengan manusia adalah kasih dari Allah itu sendiri.

b)     Yeremia 49 : 13
*      Tahun penulisan : dituliskan pada tahun 605 sM.
*      Makna: lG"[.m; (ma±g¹l) dalam Yeremia 49 : 13
Nama Allah memiliki wibawa dan kuasa, namanya agung dan perkasa. Sehingga dalam Alkitab banyak kejadian yang selalu mengatasnamakan nama Tuhan atau yang selalu berkata demi Tuhan atau demi namaNya. Ini berarti nama Tuhan itu tidak sembarangan.

c)      Yesaya 35 : 8
*      Tahun penulisan : dituliskan pada tahun 722-700 sM.
*      Makna: lG"[.m; (ma±g¹l) dalam Yesaya 35 : 8
Sebutan atau “nama-Nya” dalam Alkitab khususnya Perjanjian Lama disebutkan ke dalam banyak nama. Dalam Yesaya 35:8  Allah disebut sebagai “jalan menuju keselamatan” itulah namaNya.
(Ayat 5)
Menyediakan hidangan bagiku
·         Kata Kunci : “Hidangan”
·         Kata “Hidangan” dalam bahasa Ibrani : %r;[' (±¹rak)
·         Ayat Paralel dari kata : %r;[' (±¹rak)

a)      Yesaya 55 : 22
*      Tahun penulisan : dituliskan pada tahun 540 sM.
*      Makna %r;[' (±¹rak) dalam Yesaya 55 : 22
Tuhan akan memberikan makanan yang baik dimana manusia akan menikmati makanan yang lezat yang diberikan oleh Tuhan ketika manusia mendengarkan perkatan Tuhan. Dipertegas dengan perkataan dengarkanlah Aku, upah dari mendengarkan adalah menerima makanan yang baik.

b)     Yeremia 51 : 39
*      Tahun penulisan : dituliskan pada tahun 605 sM.
*      Makna %r;[' (±¹rak) dalam Yeremia 51:39
Ketika manusia lebih mengingini keinginan daging yang dipertegas dengan jika mereka merasa panas. Oleh sebab itu Tuhan akan menyediakan perjamuan bagi mereka yang pada akhirnya membuat mereka akan mabuk dan mati.
(Ayat 5c)
Cangkirku penuh
·         Kata Kunci : “Piala”
·         Kata “Piala” dalam bahasa Ibrani : sAK (kôs)
·         Ayat Paralel dari kata : sAK (kôs)

a)      Mazmur 75: 9
*      Makna sAK (kôs) dalam Mazmur 75 : 9
Tuhan telah menyediakan piala yang berisikan kenikmatan yang tiada habisnya yang diibaratkan seperti anggur yang berbuah, penuh campuran bumbu dimana itu semua itu akan dinikmati oleh semua orang fasik di bumi.
(Ayat 6a)
Kebajikan dan Kemurahan
·         Kata Kunci : “Kebajikan dan Kemurahan”
·         Kata “Kebajikan dan Kemurahan” dalam bahasa Ibrani : bAJ (‰ôb)
·         Ayat Paralel dari kata : bAJ (‰ôb)
a)      Keluaran 33 : 19
*      Makna bAJ (‰ôb) dalam Keluaran 33 : 19
Kasih setia Tuhan tiada batas, Tuhan menaruh kasih kepada orang yang mengasihi orang yang dikasihi Tuhan.
b)     Keluaran 34 : 6
*      Makna bAJ (‰ôb) dalam Keluaran 34 : 6
Tuhan adalah Allah penyayang dan penyabar, panjang setia dan memiliki kasih setia melimpah.

c)      1 Raja-raja 8 : 59
*      Makna bAJ (‰ôb) dalam 1 Raja-raja 8 : 59
Ketika kita meminta sesuatu kepada Tuhan dan ketika seseorang dekat denganNya maka ia akan memberikan keadilan kepada orang-orang Israel.
(Ayat 6c)
Diam dirumah Tuhan sepanjang masa
·         Kata Kunci : “Rumah Tuhan”
·         Kata “Rumah Tuhan” dalam bahasa Ibrani : tyIB; (bayît)  
·         Ayat Paralel dari kata :  tyIB; (bayît)

a)      Keluaran 23 : 19
*      Makna :  tyIB; (bayît)  dalam Keluaran 23 : 19
Persembahan yang akan diberikan kepada Tuhan adalah persembahan yang hidup dan yang terbaik dari apapun yang dihasilkan manusia.

b)     Ezra 1 : 3
*      Makna :  tyIB; (bayît)  dalam Ezra 1 : 3
Bait Allah memiliki peran yang sangat penting dalam Israel. Mereka juga sangat menghargai Bait suci meskipun terkadang kepercayaan mereka berlebihan namun dalam Ezra 1:3 menyatakan bahwa mereka bersedia untuk tinggal dan mengabdi di Bait Suci.

c)      Mazmur 27 : 4
*      Makna :  tyIB; (bayît)  dalam Mazmur 27 : 4
Diam di rumah Tuhan merupakan suatu kebanggaan dan lambang kemauan dan kesetiaan dalam melayani Tuhan. Dalam perjanjian Lama para nabi, pemazmur, Raja Daud dan Salomo mereka sering mengucapkan akan berdiam di dalam rumah Tuhan. Ini menandakan komitmen mereka dalam iman mereka terhadap Allah.[21]

IX. Skopus
Mazmur 23 adalah mazmur penghiburan. Tuhan bertindak sebagai gembala yang memimpin umatNya. Pada awalnya para pemimpin umat Allah menyesatkan bangsaNya, mereka ditegor sebagai gembala yang jahat yang pada akhirnya akan diganti. Pengganti dari gembala yang jahat itu adalah Tuhan sendiri yang akan mengangkat satu gembala dari keturunan Daud yang akan mempersatukan kembali UmatNya.





KEPUSTAKAAN


Arthur Butrich G,       The Interpreters Bible   New York: Abingdon Press
            1976

Baker  L. David,         Mari mengenal Perjanjian Lama   Jakarta: BPK Gunung Mulia
2013

Blommendaal, J,         Pengantar kepada Perjanjian Lama   Jakarta: BPK Gunung Mulia
            2013

Bright John,                A History of Israel: Third Edition   Philadelphia: Westminster Press
            1908

Clines David J.A.,       The Origin of the history or Israel   London: Sheffield Academic 2002                  Press

David, Hinson,            Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab  Jakarta BPK Gunung Mulia
1990

E. Hill Andrew,dkk,   Survei Perjanjian Lama   Malang: Penerbit Gandum Mas
            2008

Guthrie Donald,dkk,   Tafsiran Alkitab Masa Kini 2   Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina 1994                 Kasih

Horizon R.K,              An Introduction of Psalm’s   London: London Press,
1967

H.H,    Guthrie,           Israel’s Sacred Songs   New York: Biblical Press,
1966

H.J, Kraus,                  Worship in Israel   New York: Richmond Press,
1966

Lasor W.S,                  Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat  Jakarta: BPK 1999    Gunung Mulia

L.C, Allen,                  Psalms 101-150: Word Biblical Commentary 21   Texas: Waco Press,
1983
        
Stewart W, dkk,          Psalm: Introduction dalam The Interpreter’s Bible Vol. IV                         1955                Nashville: Abigdon Press

Weiser Artur,              The Psalms   London: SCM Press,
1959

Wismohadi,                 Di sini Kutemukan    Jakarta BPK Gunung Mulia
            1986


[1] Allen, L.C, Psalms 101-150: Word Biblical Commentary 21, (Texas: Waco, 1983), 489
[2] Kraus, H.J, Worship in Israel, (New York: bentuk jamak yang biasa ialah tehillot, yang mungkin berarti bahwa istilah itu suatu teknis untuk kumpulan tersebut Richmond Press, 1966), 556-561
[3] Tehillim adalah bentuk jamak maskulin (Judul itu setidak-tidaknya sudah digunakan pada zaman Filo (40 M) yang memakai terjemahan harafiah Yunani humnoi.
[4] W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 41
[5] Andrew E Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2008), 445
[6] Guthrie, H.H, Israel’s Sacred Songs, (New York: Biblical Press, 1966), 79
[7] J. Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), 147
[8] David L. Baker, Mari mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), 56
[9] Artur Weiser, The Psalms, (London: SCM Press, 1959), 91
[10] Hinson, David., Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1990, halm.194
[11] John Bright,  A History of Israel: Third Edition (Philadelphia: Westminster Press), 311-313
[12] W. Stewart Mc. Cullough, Psalm: Introduction dalam The Interpreter’s Bible Vol. IV (Nashville: Abigdon Press, 1955), 8
[13] Wismohadi, Di sini Kutemukan, (Jakarta BPK Gunung Mulia, 1986), 256
[14] Ibid, A History of Israel: Third Edition, 347
[15] David J.A. Clines, The Origin of the history or Israel, (London: Sheffield Academic Press, 2002), 151
[16] R.K Horizon, An Introduction of Psalm’s, (London: London Press, 1967), 976
[17] Donald Guthrie, dkk, Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1994), 150-151
[18] Ibid, Pengantar kepada Perjanjian Lama, 121
[19] Lih. John Bright, A History of Israel, 257-266
[20] Ibid, Blommendal, Pengantar Perjanjian Lama, 129-130
[21] George Arthur Butrich, The Interpreters Bible (New York: Abingdon Press, 1976), 123-130

Comments

Popular posts from this blog

(LX. SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP)

SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP  I. Pendahuluan             Baptisan merupakan salah satu sakramen yang diperintahkan oleh Yesus sendiri dalam Amanat AgungNya. Oleh karena itu gereja melayankan baptisan sebagai salah satu sakramen bagi orang percaya.             Kata “baptis” berasal dari Bahasa Yunani, “baptizo” yang artinya: mencelupkan ke dalam air ataupun memasukkan ke dalam air. Pemandian ke dalam air baru menjadi “baptisan” apabila dilaksanakan dengan upacara seremonial yang khusus. [1] Baptisan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yaitu baptisan yang berlaku di tengah-tengah gereja, bukan hanya menunjuk pada Kerajaan Allah yang masih akan datang, melainkan menjadi bukti dan mengukuhkan perwujudan atas kedatangan Kristus ke dunia. [2] HKBP sebagai salah satu gereja Tuhan di Indonesia mengakui dan melayankan Baptisan Kudus sebagai salah satu sakramen di samp...

(LXXVI. MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA)

MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON   MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA [1] 1. Biografi             Pdt. Dr. Sountilon M. Siahaan lahir pada tanggal 7 April 1936 di desa Meat-Balige, sebuah desa di tepian Danau Toba. Setelah tamat dari SMA Negeri Balige 1956, beliau melanjutkan belajar ke Fakultas Teologi Universitas HKBP Nommensen dan selesai tahun 1961. Menikah pada 26 Agustus 1961. Sejak tahun 1961-1963 beliau bekerja sebagai Pendeta Praktek dan sekaligus sebagai Pendeta Pemuda/Mahasiswa HKBP Ressort Jawa Tengah yang berkedudukan di Yogyakarta. Ditahbiskan sebagai Pendeta HKBP pada 1 Juli 1962.             Beliau selanjutnya tugas belajar ke Universitas Hamburg pada tahun 1963 dan memperoleh gelar Magister Teologi pada tahun 1967 dan meraih gelar Doktor Teologi (Cum Laude) pada tahun 1973 dengan disertasi yang berjudul Die Konkretisierung ...