Skip to main content

(XXXV. AGAMA DAN IDEOLOGI)


AGAMA DAN IDEOLOGI
Oleh : Rahman Saputra Tamba



I. Pendahuluan

            Istilah agama sebagai IDEOLOGI sering dipakai oleh para ahli sosiologi dalam setiap penelitiannya. Dimana disetiap kajiannya, memakai kehidupan masyarakat baik secara perorangan (individu) atau kelompok. Aspek-aspek kehidupan masyarakat juga sering disorot berdasarkan pengalaman-pengalaman, berdasarkan interpensi-interpensi Agama terhadap tatanan sosial, terhadap lembaga-lembaga sosial serta, didalam sistem ekonomi-politik. Dalam hal ini, agama dan ideologi sangatlah diperlukan karena keduanya merupakan acuan dasar baik didalam tatanan kehidupan sehari-hari, maupun didalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, didalam pembahasan kali ini, akan dipaparkan secara jelas dan mendasar mengenai agama dan ideologi didalam masyarakat.



II. Isi

            Kajian terhadap agama, sangatlah menarik dan tidak ada habis-habisnya untuk dikaji lebih dalam. Dimana agama mampu dilihat dari beberapa sudut bidang kehidupan. Misalnya, dalam bidang kebudayaan, politik, konflik, pengalaman, terlebih didalam bidang Ideologi. Ideologi sendiri berkembang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dialami oleh masyarakat itu sendiri. Dimana didalam agama banyak terjadi interpretasi yang mempengaruhi keadaan internal agama itu sendiri. Landasan interpretasi tersebut tentu terletak pada kepercayaan yang bersifat non empiris terhadap adanya satu zat supernatural yang maha tinggi yang sangat terlibat dalam seluruh perjalanan sejarah umat manusia, termasuk sejarah bangsa Yahudi. Sama seperti sistem kasta yang ada dalam agama hindu di India pada zaman dahulu kala. Dimana lingkungan kehidupan individualnya, baik pekerjaan, telah ditentukan pada waktu ia dilahirkan dan tak seorang pun dari dalam  lingkungannya yang dapat berupaya untuk mengubahnya. Disamping itu, dalam penetapan tingkat kasta tertinggi kepada orang-orang Brahmana, masyarakat hindu sejalan dengan sistem sosialnya dimana memberikan prioritaas kepada kelompok yang pekerjaannya secara turun-temurun berkaitan erat sekali dengan nilai kultural yang dominan dalam masyarakat tersebut. Nilai Kultural yang terdapat didalam ajaran ini sangatlah rumit, dimana hak untuk melaksanakan bagian-bagian ibadat yang paling penting diberikan kepada anggota-anggota  kasta brahmana. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kasta-kasta lainya mengukur jarak sosial dan keagamaan mereka dari kasta Brahmana itu.

            Didalam bidang politik dan ekonomi, juga terdapat interpretasi dimana melalui Interpretasi yang terjadi akhirnya menimbulkan perasaan ketidakadilan dan ketidaksamaan baik secara individu maupun kelompok. Disisi lain, ajaran Kristen memiliki pandangan tersendiri mengenai interpretasi yang terjadi dikalangan individu maupun kelompok. Kristen beranggapan bahwa lembaga-lembaga politik yang ada sebagai alat bagi orang Kristen untuk mengejar tujuan-tujuan duniawinya yang dikuduskan dan cita-cita surgawinya, menginterpretasikan kekuasaan duniawi dianggap sebagai pemberian Tuhan.

            Banyak juga terjadi permasalahan-permasalahan yang ada pada masa itu yakni sebagai contoh, beberapa kelompok banyak yang bersiafat radikal “mereka mengutuk akar dan cabang lembaga-lembaga ekonomi, politik, dan keagamaan yang ada pada saat itu. Kelompok-kelompok itu ialah kelompok Calvinis, dimana pernyataan ini juga didukung oleh Max Weber dengan pernyataanya yang memberikan julukan “petapa-petala yang memusatkan perhatiannya kepada dunia” bagi kelompok Calvinis tersebut.

            Oleh karena itu, pada akhirnya Interpretasi-interpretasi yang ada akan ditinggalkan masyarakat dan akan membentuk masyarakat-masyarakat modern secara spiritual maupun keagamaan.



III. Kesimpulan

            Pada akhirnya, Agama yang ada pada saat ini baik dalam kaitanya terhadap Politik, Ekonomi, Sosial serta Individu, tetap  akan selalu berkaitan disetiap bidang yang ada. Dan pada akhirnya pula agama akan selalu berhubungan terhadap pengaruh baik secara positif maupun negatif.


Comments

Popular posts from this blog

(LX. SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP)

SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP  I. Pendahuluan             Baptisan merupakan salah satu sakramen yang diperintahkan oleh Yesus sendiri dalam Amanat AgungNya. Oleh karena itu gereja melayankan baptisan sebagai salah satu sakramen bagi orang percaya.             Kata “baptis” berasal dari Bahasa Yunani, “baptizo” yang artinya: mencelupkan ke dalam air ataupun memasukkan ke dalam air. Pemandian ke dalam air baru menjadi “baptisan” apabila dilaksanakan dengan upacara seremonial yang khusus. [1] Baptisan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yaitu baptisan yang berlaku di tengah-tengah gereja, bukan hanya menunjuk pada Kerajaan Allah yang masih akan datang, melainkan menjadi bukti dan mengukuhkan perwujudan atas kedatangan Kristus ke dunia. [2] HKBP sebagai salah satu gereja Tuhan di Indonesia mengakui dan melayankan Baptisan Kudus sebagai salah satu sakramen di samp...

(LXXVI. MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA)

MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON   MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA [1] 1. Biografi             Pdt. Dr. Sountilon M. Siahaan lahir pada tanggal 7 April 1936 di desa Meat-Balige, sebuah desa di tepian Danau Toba. Setelah tamat dari SMA Negeri Balige 1956, beliau melanjutkan belajar ke Fakultas Teologi Universitas HKBP Nommensen dan selesai tahun 1961. Menikah pada 26 Agustus 1961. Sejak tahun 1961-1963 beliau bekerja sebagai Pendeta Praktek dan sekaligus sebagai Pendeta Pemuda/Mahasiswa HKBP Ressort Jawa Tengah yang berkedudukan di Yogyakarta. Ditahbiskan sebagai Pendeta HKBP pada 1 Juli 1962.             Beliau selanjutnya tugas belajar ke Universitas Hamburg pada tahun 1963 dan memperoleh gelar Magister Teologi pada tahun 1967 dan meraih gelar Doktor Teologi (Cum Laude) pada tahun 1973 dengan disertasi yang berjudul Die Konkretisierung ...

(XXXI. TAFSIRAN HISTORIS KRITIS MAZMUR 23:1-6)

Tinjauan Historis Kitab Mazmur 23:1-6 Oleh " Rahman Saputra Tamba " BAB I Pendahuluan             Nama kitab ini dalam LXX adalah Psalmoi [1] . Alkitab bahasa latin memakai nama yang sama. Kata Yunani (dari kata kerja psallo yang artinya “memetik atau mendentingkan”). Mula-mula digunakan untuk permainan alat musik petik atau untuk alat musik itu. Kemudian kata ini menunjukkan nyanyian ( psalmos ) atau kumpulan nyanyian ( psalterion) . [2] Dalam bahasa Ibrani ada kata mizmor yang artinya “sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik”, namun judul Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah [3] tehillim yang artinya “puji-pujian atau nyanyian pujian”.             Dalam Alkitab Ibrani, Kitab Mazmur terdapat pada awal bagian Kitab-kitab. Para nabi menempatkan sebelum Kitab Amsal dan tulisan hikmat lainnya, dengan alasan bahwa kumpulan tulisan Da...