Skip to main content

(XXIII. KEBUDAYAAN ROMAWI DAN HELLENISME)


Kebudayaan Romawi dan Hellenisme
                                                   Oleh :  Rahman Saputra Tamba
                 
A. Hellenisasi Kebudayaan Romawi
            Kebudayaan Romawi sangat sangatlah jelas dipengaruhi oleh proses hellenisasi yang ada  pada saat itu.  Hal itu dapat dipahami dan itandai dengan hilangnya beberapa elemen kuno dari kebudayaan romawi itu sendiri. Sebaliknya Kebudayaan Romawi, merupakan hasil dari latar belakang pengaruh budaya Yunani dimana terdapat bermacam-macam pengaruh yang terjadi melalui beberapa jalan yakni : : Melalui kota-kota yang telah dihellenisasikan serta koloni bangsa-bangsa Yunani yang ada di sicilia dan Italia selatan, melalui pengaruh pendidikan Yunani yang diikuti oleh golongan bangsawan Romawi selama masa kekuasaan Yunani. Serta mobilitas populasi Yunani yang telah lama dipengaruhi budaya Yunani terhadap daerah timur. Pengaruh Hellenisasi Romawi yang sangat dirasakan saat itu ialah ketika menyebarnya penggunaan bahasa Yunani. Hingga para orang Romawi akhirnya menggunakan dua bahasa didalam pendidikan mereka (Yunani dan bahasa Latin). Yang akhirnya pendidikan yang ada di Romawi, tidak hanya sebatas bidang filsafat, tetapi juga mencakup ilmu alam serta teknologi. Didalam bidang seni dan arsitektur, pengaruh Yunani sangat dirasakan kuatnya ini tercermin atas konstruksi bangunan yang ada di roma. Hal  ini terjadi akibat bebasnya akses kejalan-jalan utama menuju dikota. Dalam seni lukis dan patung, seni yang dihasilkan banyak dipengaruhi oleh tema-tema mitologi Yunani yang banyak digunakan didalam lantai-lantai mosaik yang ada didalam bangunan pada saat itu.

B. Karya Sastra
            Perkembangan karya sastra romawi sangat dipengaruhi pula oleh genre-genre yanng berasal dari literatur Yunani. Misalnya dapat kita lihat didalam puisi atau sastra banyak memakai topik-topik dari pengaruh Yunani. Pengaruh lainya dapat dilihat didalam karya Ennius yang datang dari selatan Italia dan menetap diRoma, dan menjadi terikat kebudayaan Scipio Aemilianus. Beberapa bentuk karya diatas merupakan hasil dari pada pengaruh Yunani yag disebar oleh Lucretius hingga pada akhirnya sampai kedalam pemikiran orang Yunani. Setelah itu, karya-karya lainya dimulai dari puisi modern (Neoterici) sebelum masa republic. Karya-karya tersebut kebanyakan memakai gaya sastra  Aleksandria dan dipengaruhi tema-tema dari Yunani. Kebanyakan karya-karya yang dihasilkan, memuat tekanan pandangan propetis dan adanya pengharapan kehadiran Juru Selamat. Karya sastra yang paling terkenal pada saat itu ialah : karya sastra dari Lucan yakni “ Pharsalia “, namun ada pula karya sastra hebat lainya dari Roma yakni : satire yang ditulis olehJuvenal. Juvenal bertujuan untuk mengkaji pengelihatannya terhadap dunia sekitar.

C. Cicero dan Varro
            Cicero dan Varro merupakan tokoh politik penting dimasa republik, yang sering memberi bentuk gaya yang baru didaam kehidupan sosial.
Cicero, berasal dari Arpinum dan pernah belajar (retorika Yunani dan Filsafat) ketika di Roma, Athena, Smirna, serta Rhode. Karya-karyanya dilatarbelakangi terhadap pengetahuan dengan tujuan untuk menyatukan pengetahuan terhadap kebijakan Romawi (Senat, administrasi, hukum) yang ada pada saat itu. Bagi Cicero, Orasi sangatlah penting untuk melatih pengalaman berpolitik serta harus memiliki pengetahuan terhadap filsafat Yunani. Sebagai seorang Politikus serta Filsuf, Cicero juga dipengaruhi oleh kebudayaan Hellenisme seperti pemikirannya yang berisi “ Hidup ini harus berjalan menurut hakikat alamiahnya “. 
            Seperti halnya Cicero, Varro juga membahas hal  yang sama dibidang retorika dan ajaran Filsafat. Varro ialah seorang eklestisis yang menyatakan kebenaran ajaran filsafat  dan merupakan penekanan yang utama dari pada Varro. Dimasa hidupnya Varro mampu menguasai beberapa bidang  dan mampu menciptakan kembali tradisi ilmu pengetahuan didalam tradisi Yunani yang pada akhirnya menjadi ciri khas Romawi. Beberapa keahliannya  : sistem pertanian, teori angka, sistem pendidikan, retorika, filsafat, hukum sipil, sejarah dan biografi. Dan karya terbesarnya ialah dimana ia membuat ensiklopedia bagi orang Romawi yang memuat seluruh presentasi dari sejarah kebudayaan, agama dan suku Romawi.

D. Penulisan sejarah
            Penulisannya Histograf Romawi dimulai dari abad ke 3 sM dengan beberapa karya didalam bahasa Yunani. Yang ditulis mulai dari Cato hingga ke Sallust . Secara garis besar sejarah Romawi ditulis oleh Cato, lalu kemudian diikuti oleh beberapa kelompok-kelompok lain (Analis Kuno / Pemimpin Politik). Tulisan-tulisan tersebut banyak mengikuti gaya Hellenis yang sering disebut dengan “ Hypomnema ” yang terlihat didalam gaya Romawi. Gaya yang dipakai saat itu, sangatlah penting dimana Sallust tidak hanya mendeskripsikan kelanjutan dari sebuah peristiwa melainkan juga mengkomunikasikan terhadap kesuksesan-kegagalan, keadilan-ketidakadilan, serta tindakan-tindakan dari seorang pemimpin.
-          Livy, ialah sosok yang ternama didalam histograf latin, karyanya banyak berbicara tentang sejarah awal Romawi dari abad 2 sM, serta gambaran sejarah dari masa Gracchi hingga agustus. Ia menulis untuk kepentingan politik atas persetujuan dari agustus.
-          Yosephus, ialah seorang Yahudi yang menjadi sejarahwan Yunani dan Romawi. Dia banyak menulis tentang materi sejarah dan etnografi dari budaya bangsanya sendiri pada masa Hellenisme dan  Romawi. Didalam karyanya ia mencoba memberi penerangan tentang latar belakang dan penyebab perang. Yang menjadi bagian utama dari pada karyanya adalah : “ kehadiran langsung dari Yosephus didalam peristiwa sejarah “.
-          Tacitus, ialah seorang penulis tentang sejarah pada masa kerajaan. Ia memberikan gambaran tentang kegagalan institusi dari sistem konstitusi kerajaan dari kekuasaan Romawi. Dan lebih mengkhususkan terhadap sejarah Romawi pada abad pertama yang terkait dengan kekuasaan tirani dari kaisar Domitian.
-          Arius dan Dio Cassius, ialah seorang sejarahwan bagi Aleksander Agung. Ia mengkaji tentang monograf, etnograf dan observasi atas pengalamannya pribadi.

E. Retorika dan kaum Sofistik Kedua
            Didalam tradisi bahasa latin, dikenal istilah Quintilian dan fronto. Quintilian merupakan penerus yang menjadi guru dan dapat menjadi contoh dari ilmu retorika. Ia menekankan pentingnya penggabungan antara kebijaksanaan dan pengetahuan tentang kenegaraan. Dan pada akhirnya ia menjadi terkenal dan makmur atas pembaharuan yang ia lakukan terhadap kaum sofistik.
            Fronto ialah seorang guru yang terkenal pada abad ke 2. Ia juga seorang politikus pada masa Hadrianus. Ia juga banyak menulis tentang ajaran-ajaran filsafat didalam hidupnya.
Kemudian berkembanglah kaum sofistik ( kaum seni retorika yang mengalami perubahan ). Yang dipimpin ole Herodes Attikus. Ia adalah seorang politikus yang sangat berpengaruh dan memiliki hubungan khusus dengan kaisar Antoninus Pius.

F. Stoisme pada masa kekaisaran
            Pada abad kedua, kaisar Roma banyak membuka sekolah-sekolah filsafat klasik. Dimana filsafat stoisme menjadi model filsafat Romawi yang banyak dipakai seleca dikekaisaran Romawi pada saat itu. Konsep pengajarannya ialah “ Konsep tentang Tuhan yang sangat jelas kepentinganya untuk mengajarkan moral, dan Tuhan sebagai penata. Bagi Seneca, tubuh adalah penjara bagi jiwa, pengalaman secara fisik tidak menjadi ukuran, sehigga kehidupan politis tidaklah penting. Filsafat mampu membebaskan jiwa dari penjara, hal itu dikarenakan hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya tidak dapat dibentuk oleh unsur-unsur politik, melainkan melalui nilai moral yang menjadi unsur dari juwa manusia.
            Musonius Rufus dan Epictetus serta Marcus Aurelius hampi sependapat didalam penekanan terhadap dunia. Bahwa aturan dunia, sama dengan penata Tuhan didalam dunianya. Mereka juga sependapat bahwa tenakan moral harus diwujudkan secara nyata didalam dunia.

G. Berfilsafat didepan Publik
            Model pertama yang digunakan oleh Paulus didalam oratornya ialah : memberikan bentuk baru dalam kalangan para Filsuf. Dimana ia memberikan motivasi disetiap tulisannya. Cara inilah yang ditiru didalam tulisan-tulisan dari sekolah-sekolah filsafat yang ada. Lalu cara kedua yang dilakukan oleh Paulus yakni : berorasi secara lisan didepan publik (Kisahn Para Rasul). Dan perlawanan yang dilakukan Paulus terhadap musuh-musuhnya (korintus 2). Seperti didalam (Kisah Para Rasul 14:8), ketika Barnabas dan Paulus berkotbah sambil mempertontonkan mujizat, akan tetapi tanpa disengaja mereka memiliki masalah dalam mencegah orang-orang untuk menyembah mereka layaknya dewa Zeus dan Hermes.

H. Dio-Prusa, Plutarch, Lucian
- Dio Prusa ialah seorang filsuf yang sangat terkenal. Ia juga dikenal dengan istilah “ Dio Chrysostom “. Pemikiran yang paling terkenal ialah tentang “ gairah dan nafsu manusia yang diartikan sebagai penghalang kepada moralitas seseorang ”.
- Plutarch ialah seorang filsuf yang mendapat pengajaran dari Chaeronia di Boetania. Dia belajar filsuf di Athena hingga pada akhirnya menjelajah Yunani, Asia Kecil, dan Mesir. Ia banyak mengkaji ilmu pengetahuan, filsafat, moral, pendidikan, penyembahan, dan subjek-subjek keagamaan. Inti dari kajiannya adalah : memberikan model prilak dan sikap hidup yang mencerminkan kebaikan dan kekudusan. \\
- Lucian merupakan seorang orator, dan sekaligus seorang filsuf. Penekanannya bertujuan untuk mendengarkan kritikan atas segala kondisi yang ada. Lucian juga mampu memahami retorika, moral serta agama.

Agama-agama dalam Periode Kekaisaran Roma

A. Agama Romawi dan Peribadatan orang Asing.
            Bangsa Romawi selalu berkutat pada ritual-ritual, kalender perayaan keagamaan serta ibadah penyembahan dewa-dewa terhadap kekuatan keilahian. Beberapa sumber literatur kuno telah dipengaruhi oleh pengenalan orang Yunani terhadap dewa-dewa Romawi. Akan tetapi kekudusan itu dipahami didalam pengertian pengalaman religius individual dan hal-hal mistik selalu dilihat penuh kecurigaan oleh orang Romawi. Lebih dari pada itu, kekudusan berarti taat terhadap kewajiban di dalam ritual karena kehidupan individu sebagaimana kehidupan komunia, dikuasai dan tergantung oleh kekuatan-kekuatan supranatural baik didalam kelahiran, kematian hingga peperangan. Mereka menerima ibadah baru dari berbagai kekuatan lalu memasukkannya kedalam bahasa resmi mereka. Akan tetapi, banyak terjadi bencana yang datang terhadap Romawi dimana, banyaknya peribadatan-peribadatan asing yang masuk (agam Misterius) dan merusak peribadatan resmi. Peribadatan itu mucul dari imigran Mesir pada abad 1sM (Dinamakan ISIS). Kekeristenan pada saat itu juga mulai berkembang yang dibawa oleh para kaum Missionaris, akan tetapi perkembangannya tidak disetujui oleh pemerintahan Romawi. Kekeristenan dianggap sebuah aliran sesat (sekte), akan tetapi argumen tersebut akhirnya dibantah oleh Apologet kekeristenan dengan mengatakan bahwa “ agama kristen bukanlah sekte agama baru, melainkan warisan dari agama kuno Israel “.

B. Penyembahan terhadap Kaisar.
            Penyembahan terhadap kaisar adalah pengembangan dari tradisi penyembahan raja dari budaya Hellenis. Orang Yunani memandang bahwa raja adalah anak dari dapa dewa. Di kalangan Romawi raja diartikan layaknya menyembah kekuatan transenden yang didalam keadaan tertentu termanifestasi kedalam diri seseorang. Struktur penyembahan yang ada terhadap kaisar mendapat perbedaan yang mencolok pada masa Augustus, dimana penyembahan bukanlah dari sosok ilah dari pada kaisar. Didalam hal ini, yang disembah ialah dewa pelindung atau penjaga dari pada kaisar itu sendiri. Akan tetapi pada akhirnya konsep ini berubah dikalangan Timur bahkan dikalangan Barat yakni : konsep raja sebagai dewa didalam tradisi Hellenis benar-benar menyebabkan hanya kaisarlah yang layak disembah. Bahkan kegiatan ini akan terus berlansung hingga kematiannya. Penyembahan terhadap kaisar, tidak pernah diartikan sebagai pengganti dari pada agama baru, melainkan menjadi sebuah agama yang resmi (terjadi dua abad pertama Masehi).

C. Mithras
            Merupakan ilah. Mitras  juga termasuk didalam “Agama Misteri” Mitras diterima oleh kalangan Roma, sehingga pada akhir abad ke 3sM, Mitras diakui sebagai dewa resmi didalam negara. Mitras sendiri berarti “ perjanjian “ dan dapat diartikan misteri yang paling penting didalam tradisi paganisme dimasa kekaisaran Romawi, hingga pada abad ke 4sM. Menurut agama ini, hanya kaum laki-lakilah yang boleh masuk kedalam misteri-misteri dan setelah berhasil melalui tradisi ini, seseorang akan diartikan “ kelahiran kembali “. Sejarah agama Mithras juga menunjukkan bahwa kebijakan Roma mengakomodasikan propaganda ibadah misteri yang ada di Timur.

D. Neopitagorasisme
            Ialah gerakan yang berkembang pada masa akhir Hellenisme dan kekaisaran Romawi. Gerakan ini dimulai oleh para pengikut Pitagoras (Filsuf ahli matematika)  serta filsuf-filsuf lainnya. Gerakan ini terorganisasi oleh aspek religius, dimana pengikutnya diatur secara ketat dengan pendekatan asketis. Dimana pengikut Asketis menyembah dewa-dewa, dan berbuat baik terhadap sesama. Selain itu, mereka juga tidak memakan daging, tidak mandi, dan secara regular menjalankan puasa. Hal itu cenderung berkaitan dengan kebutuhan masyarakat atas keinginan mereka, mengalami kehadiran ilahi, dan takjub atas pengetahuan misterius tentang bekerjanya kekuatan supranatural.

E. Astrologi dan Sihir
            Ialah agama dari golongan atas atau orang-orang berpendidikan. Astrologi ini memuat pengetahuan terhadap hukum-hukum dan kekuatan-kekuatan alam raya sebagai suatu sistem yang dapat diteliti secara ilmiah. Melalui Astrologi dapat dipahami keadaan lingkungan yang mempengaruhi seluruh dunia dan perubahannya seperti : “ Roh, Matahari, bintang, cahaya, serta dewa-dewa “. Sehingga seseorang dapat memperkirakan dan mengkondisikan didalam segala kondisi.

F. Gnostisme dan Hermetis
- Pandangan Gnostis ialah produk tragis dari suatu pergerakan atau pertarungan yang terjadi antara dewa dan manusia. Dengan pandangan dekimian, maka keselamatan adalah dunia yang kembali kepada asalnya yaitu : ketidakadaan, dimana setiap mahkluk hidup menerima kemerdekaan untuk kembali kepada hakikat asalnya yan ilahi. Dan Gnostis juga memuat tradisi ajaran tentang asal mula Tuhan, kosmologi dan jalan manusia untuk  merdeka. Sehingga dunia pada akhirnya ialah tempat yang asing sebenarnya bagi setiap manusia.
- Tulisan-tulisan Hermeneutik
            Tulisan-tulisan ini dikaitkan dengan paganisme Gnostis yang ditujukan terhadap pesan-pesan keselamatan didalam kaitannya dengan pandangan Gnostis  yang diorganisir sebagai penyingkap misteri. Tulisan-tulisan tersebut bukanlah argument filosofi melainkan sebagai dialog-dialog yang mencerminkan instruksi-instruksi terkait dengan misteri.


Comments

Popular posts from this blog

(LX. SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP)

SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP  I. Pendahuluan             Baptisan merupakan salah satu sakramen yang diperintahkan oleh Yesus sendiri dalam Amanat AgungNya. Oleh karena itu gereja melayankan baptisan sebagai salah satu sakramen bagi orang percaya.             Kata “baptis” berasal dari Bahasa Yunani, “baptizo” yang artinya: mencelupkan ke dalam air ataupun memasukkan ke dalam air. Pemandian ke dalam air baru menjadi “baptisan” apabila dilaksanakan dengan upacara seremonial yang khusus. [1] Baptisan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yaitu baptisan yang berlaku di tengah-tengah gereja, bukan hanya menunjuk pada Kerajaan Allah yang masih akan datang, melainkan menjadi bukti dan mengukuhkan perwujudan atas kedatangan Kristus ke dunia. [2] HKBP sebagai salah satu gereja Tuhan di Indonesia mengakui dan melayankan Baptisan Kudus sebagai salah satu sakramen di samp...

(LXXVI. MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA)

MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON   MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA [1] 1. Biografi             Pdt. Dr. Sountilon M. Siahaan lahir pada tanggal 7 April 1936 di desa Meat-Balige, sebuah desa di tepian Danau Toba. Setelah tamat dari SMA Negeri Balige 1956, beliau melanjutkan belajar ke Fakultas Teologi Universitas HKBP Nommensen dan selesai tahun 1961. Menikah pada 26 Agustus 1961. Sejak tahun 1961-1963 beliau bekerja sebagai Pendeta Praktek dan sekaligus sebagai Pendeta Pemuda/Mahasiswa HKBP Ressort Jawa Tengah yang berkedudukan di Yogyakarta. Ditahbiskan sebagai Pendeta HKBP pada 1 Juli 1962.             Beliau selanjutnya tugas belajar ke Universitas Hamburg pada tahun 1963 dan memperoleh gelar Magister Teologi pada tahun 1967 dan meraih gelar Doktor Teologi (Cum Laude) pada tahun 1973 dengan disertasi yang berjudul Die Konkretisierung ...

(XXXI. TAFSIRAN HISTORIS KRITIS MAZMUR 23:1-6)

Tinjauan Historis Kitab Mazmur 23:1-6 Oleh " Rahman Saputra Tamba " BAB I Pendahuluan             Nama kitab ini dalam LXX adalah Psalmoi [1] . Alkitab bahasa latin memakai nama yang sama. Kata Yunani (dari kata kerja psallo yang artinya “memetik atau mendentingkan”). Mula-mula digunakan untuk permainan alat musik petik atau untuk alat musik itu. Kemudian kata ini menunjukkan nyanyian ( psalmos ) atau kumpulan nyanyian ( psalterion) . [2] Dalam bahasa Ibrani ada kata mizmor yang artinya “sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik”, namun judul Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah [3] tehillim yang artinya “puji-pujian atau nyanyian pujian”.             Dalam Alkitab Ibrani, Kitab Mazmur terdapat pada awal bagian Kitab-kitab. Para nabi menempatkan sebelum Kitab Amsal dan tulisan hikmat lainnya, dengan alasan bahwa kumpulan tulisan Da...