Skip to main content

(VIII. SURAT 1&2 TESALONIKA)


“ Surat Paulus 1 dan 2 kepada jemaat Tesalonika “
Oleh :  Rahman Saputra Tamba


I. Pendahuluan 
            Surat 1 Tesalonika, ialah surat yang ditulis oleh rasul Paulus. Surat ini merupakan surat yang pertama terhadap jemaat yang ada di Tesalonika dan surat ini juga merupakan surat tertua di dalam perjanjian baru. Surat 1 Tesalonika terang-terangan menceritakan tentang hubungan Paulus yang lebih erat dengan para misionaris Yahudi Kristen, bahkan dengan bangsa-bangsa bukan Yahudi. Didalam surat ini, Paulus mendorong jemaat-jemaat untuk memiliki keyakinan yang kuat pada saat-saat hari Tuhan yang akan datang.  Serupa dengan surat 1 Tesalonika, surat 2 Tesalonika juga merupakan surat yang ditulis oleh rasul Paulus itu sendiri. Surat ini berisikan pengembalaan yang dilakukan terhadap orang Kristen yang sedang dilanda dalam masalah. Penulisan surat 2 Tesalonika tidak hanya ditujukan kepada jemaat yang ada di Tesalonika, melainkan juga ditujukan kepada jemaat-jemaat yang tidak dikenal. Banyak para ahli yang berpendapat bahwa, penyusunan surat ini kira-kira antara tahun 70M (ketika jatuhnya Yerusalem) dan awal abad II.

II. Hal yang Menarik 
            Didalam surat 1,2 Tesalonika, kita dapat melihat begitu banyak terdapat beberapa hal yang menarik yang ada didalamnya. Misalnya, didalam 1 Tesalonika 1:2-3 Syukur atas iman yang aktif “ Kutipan kalimat syukur diatas mengambarkan pertumbuhan orang yang beriman, yang berpengharapan, dan penuh kasih. Didalam 1 Tesalonika 1:6-8, “ Orang-orang Tesalonika sebagai peniru dan model “. Kutipan diatas dapat dipahami secara arti luas dimana gambaran tersebut menceritakan kehidupan jemaat-jemaat yang ada di tesalonika pada saat itu. Dimana mereka berusaha meniru teladan Paulus dalam meneladani Yesus Kristus. Di dalam

1 Tesalonika 2:17-18, “ Paulus seorang diri “. Pandangan ini menceritakan tentang perjalanan hidup Paulus yang berpisah dari jemaat-jemaat yang dikasihinya. Perpisahan yang terjadi, tidak hanya secara fisik namun juga berpisah secara rohani. Di dalam 1 Tesalonika 5:1-11Hari Tuhan sebagai penghiburan bagi orang yang hidup “. Pemahaman arti penghiburan bagi yang hidup dijelaskan rasul Paulus sebagai penantian akan datangnya Yesus untuk kedua kalinya. Dimana Tuhan akan datang layaknya seorang pencuri diwaktu malam  hari (Mat 24:42-44) dan tidak ada seorang pun yang mampu lepas dari penghakiman yang akan dilaksanakan pada saat kedatangan-Nya. Di dalam 2 Tesalonika 2:1-2, “ Nasihat untuk tetap tenang ”. Pemahaman ini ada ketika jemaat-jemaat Tesalonika sedang dilanda kebimbingan mengenai kedatangn Tuhan. Didalam 2 Tesalonika 2:8-10a, “ Pendurhaka dikuasai “. Didalam perikop nats ini, digambarkan banyaknya kejahatan-kejahatan yang muncul menjelang kedatangan Tuhan Yesus. Yang mana pada akhirnya Tuhan Yesuslah yang melawan dan menghancurkan “ pendurhaka ” dengan mulutnya. Didalam 2 Tesalonika 3:17-18Salam dan berkat terakhir “ Ungkapan ini merupakan dasar dari pada Paulus dimana ketika itu ia menuliskan salamnya sendiri dalam beberapa surat (Flm 19; Gal 6:11; 1 Kor 16:21). Akan tetapi didalam surat (Roma,2 Kor, Filp, 1Tes) ia tidak mencantumkan / mengatakan hal yang sama.

Comments

Popular posts from this blog

(LX. SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP)

SAKRAMEN BAPTISAN DI HKBP  I. Pendahuluan             Baptisan merupakan salah satu sakramen yang diperintahkan oleh Yesus sendiri dalam Amanat AgungNya. Oleh karena itu gereja melayankan baptisan sebagai salah satu sakramen bagi orang percaya.             Kata “baptis” berasal dari Bahasa Yunani, “baptizo” yang artinya: mencelupkan ke dalam air ataupun memasukkan ke dalam air. Pemandian ke dalam air baru menjadi “baptisan” apabila dilaksanakan dengan upacara seremonial yang khusus. [1] Baptisan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, yaitu baptisan yang berlaku di tengah-tengah gereja, bukan hanya menunjuk pada Kerajaan Allah yang masih akan datang, melainkan menjadi bukti dan mengukuhkan perwujudan atas kedatangan Kristus ke dunia. [2] HKBP sebagai salah satu gereja Tuhan di Indonesia mengakui dan melayankan Baptisan Kudus sebagai salah satu sakramen di samp...

(LXXVI. MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA)

MENGENAL PDT. DR. SOUNTILON   MANGASI SIAHAAN DAN PEMIKIRAN-PEMIKIRAN TEOLOGISNYA [1] 1. Biografi             Pdt. Dr. Sountilon M. Siahaan lahir pada tanggal 7 April 1936 di desa Meat-Balige, sebuah desa di tepian Danau Toba. Setelah tamat dari SMA Negeri Balige 1956, beliau melanjutkan belajar ke Fakultas Teologi Universitas HKBP Nommensen dan selesai tahun 1961. Menikah pada 26 Agustus 1961. Sejak tahun 1961-1963 beliau bekerja sebagai Pendeta Praktek dan sekaligus sebagai Pendeta Pemuda/Mahasiswa HKBP Ressort Jawa Tengah yang berkedudukan di Yogyakarta. Ditahbiskan sebagai Pendeta HKBP pada 1 Juli 1962.             Beliau selanjutnya tugas belajar ke Universitas Hamburg pada tahun 1963 dan memperoleh gelar Magister Teologi pada tahun 1967 dan meraih gelar Doktor Teologi (Cum Laude) pada tahun 1973 dengan disertasi yang berjudul Die Konkretisierung ...

(XXXI. TAFSIRAN HISTORIS KRITIS MAZMUR 23:1-6)

Tinjauan Historis Kitab Mazmur 23:1-6 Oleh " Rahman Saputra Tamba " BAB I Pendahuluan             Nama kitab ini dalam LXX adalah Psalmoi [1] . Alkitab bahasa latin memakai nama yang sama. Kata Yunani (dari kata kerja psallo yang artinya “memetik atau mendentingkan”). Mula-mula digunakan untuk permainan alat musik petik atau untuk alat musik itu. Kemudian kata ini menunjukkan nyanyian ( psalmos ) atau kumpulan nyanyian ( psalterion) . [2] Dalam bahasa Ibrani ada kata mizmor yang artinya “sebuah nyanyian yang dinyanyikan dengan iringan musik”, namun judul Kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah [3] tehillim yang artinya “puji-pujian atau nyanyian pujian”.             Dalam Alkitab Ibrani, Kitab Mazmur terdapat pada awal bagian Kitab-kitab. Para nabi menempatkan sebelum Kitab Amsal dan tulisan hikmat lainnya, dengan alasan bahwa kumpulan tulisan Da...